Presiden Rusia Vladimir Putin memproklamirkan empat wilayah Ukraina (Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia) menjadi bagian negara Rusia.
Dalam upacara Kremlin yang penuh kemegahan dan menjanjikan Moskow akan menang dalam "operasi militer khusus" menghadapi militer baru yang berpotensi serius.
Proklamasi kekuasaan Rusia atas 15% Ukraina, yang merupakan aneksasi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengumumkan sanksi baru pada Rusia.
Presiden Ukraina Volodymr Zelenskiy mengatakan negaranya telah mengajukan aplikasi jalur cepat untuk bergabung dengan aliansi militer NATO dan bahwa dia tidak akan mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia selama Putin masih menjadi presiden.
Putin dalam salah satu pidato anti-Amerika terberatnya selama lebih dari dua dekade berkuasa, mengisyaratkan bahwa dia siap untuk melanjutkan apa yang dia sebut pertempuran untuk "Rusia yang lebih bersejarah".
Di lain kesempatan, Putin juga mengecam Barat ingin menghancurkan Rusia dan, juga menuduh Washington dan sekutunya meledakkan pipa gas Nord Stream.
Menurut Putin, rakyat empat wilayah Ukraina, yakni: Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia telah membuat pilihan bersejarah dalam sebuah referendum untuk bergabung bersama negara Rusia untuk hidup dengan nasibnya, dan untuk menang bersamanya. Namun, hal tersebut dikecam oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pemerintah Barat sebagai ilegal dan memaksa.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 30 September 2022 yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Albania mengutuk pencaplokan Moskow atas bagian-bagian Ukraina.