Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Mensyukuri Nikmat dan Keberkahan Hidup

Diperbarui: 23 September 2022   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image:  Mensyukuri Nikmat dan Keberkahan Hidup (by Merza Gamal)

Mengapa harta terasa kurang terus padahal kerja terus-terusan, penghasilan pun lumayan, bahkan sangat besar?

Mengapa hati lebih banyak resah, gelisah dan takutnya daripada tenang dan tenteramnya, padahal hiburan mudah didapatkan?

Mengapa hidup terasa sibuk sampai istirahat pun susah, ibadah pun sulit dijalankan, dan keluarga terabaikan, padahal jadwal dan target sudah diatur sedemikian rupa?

Boleh jadi, semua ini terjadi karena hilangnya keberkahan dalam hidup kita, dalam pekerjaan kita, dalam harta kita dan aktivitas harian kita. 

Jangan biarkan hari-hari kita diisi dengan ratapan keluh kesah, sumpah serapah, hujatan dan cacian.  Kita menganggap segala nikmatNya seolah merupakan hal biasa karena setiap kita bangun pagi dari lelap tidur dalam kenyamanan, dan baru hal tersebut terasa betapa sangat berharga di saat Allah, Sang Maha Pencipta telah mengambilnya dari kita.

Mari kita renungkan, ada orang di sekitar kita yang menunggu pagi, hanya untuk dicuci ginjalnya, dan ada yang tengah dirawat di ruang ICCU untuk bernafas dengan bantuan ventilator. Ada pula orang di sekitar kita yang menunggu pagi, hanya untuk mengambil dan menebus obatnya. Ada juga orang di sekitar kita di pagi hari menggigil karena tidak punya tempat berteduh. Bahkan ada juga orang di sekitar kita yang pagi harinya tidak mendapatkan apapun untuk dimakan.

Ingatlah, semua itu terjadi karena Allah mempergilirkan musibah dan nikmat, kesempitan dan kelapangan, kesedihan dan kegembiraan, kegagalan dan kesuksesan, kemiskinan dan kekayaan, kekalahan dan kemenangan dalam bioritme kehidupan kita.

Semua itu diberlakukan untuk mendinamisasi kehidupan, agar kita bisa belajar dari pengalaman hidup dan merasakan beragamnya keadaan. Dengan demikian, kita bisa menjadi pribadi yang matang, tangguh dan tegar di atas nilai-nilai kebenaran, bagaimanapun keadaannya.

Image: Mensyukuri Nikmat dan Keberkahan Hidup (by Merza Gamal)

Sesuai iradah (kehendak) Allah, pada saat gagal kita bisa mengetahui bagaimana rasa kegagalan dan bagaimana menyikapi kegagalan. Demikian pula saat mendapatkan kesuksesan, agar Allah dapat membedakan orang-orang yang beriman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline