Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Batalnya Elon Musk Membeli dan Laporan Whistleblower Twitter

Diperbarui: 26 Agustus 2022   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Batalnya Elon Musk Membeli dan Laporan Whistleblower Twitter (ilustrasi oleh Merza Gamal)

Pada tanggal 26 April 2022, Elon Musk resmi membuat kesepakatan membeli Twitter dengan harga 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 634 triliun. Rencananya setelah Twitter dibeli Elon Musk, Twitter akan menjadi perusahaan privat, bukan lagi perusahaan publik yang melantai di bursa saham AS.

Berdasarkan transaksi jual beli tersebut, maka para pemegang saham akan menerima 54,20 dollar AS (sekitar Rp 750.000) secara tunai untuk per saham Twitter yang mereka miliki,  dan merupakan 38 persen dari premi harga penutupan saham Twitter pada 1 April yang menjadi hari perdagangan terakhir sebelum Musk mengungkap kepemilikan sahamnya di Twitter.

Akan tetapi, di tengah jalan, Elon Musk mengakhiri kesepakatannya untuk membeli Twitter pada tanggal 13 Mei 2022. Berita pembatalan tersebut juga disampaikan oleh Elon di akun twitter beliau.

Twitter deal temporarily on hold pending details supporting calculation that spam/fake accounts do indeed represent less than 5% of usershttps://t.co/Y2t0QMuuyn

 --- Elon Musk (@elonmusk) May 13, 2022

Pembatalan atau penangguhan pembelian twitter tersebut oleh Elon Musk, menurut pengacaranya, Skadden Arps Mike Ringler karena "Twitter belum memenuhi kewajiban kontraknya." Ringler mengklaim bahwa Twitter tidak memberikan Musk informasi bisnis yang relevan yang dia minta, seperti yang tertera di dalam kontrak. Musk sebelumnya mengatakan bahwa klaim Twitter bahwa sekitar 5% dari pengguna aktif harian (mDAU) yang dapat dimonetisasi adalah akun spam dapat dibuktikan.

Sementara itu, Ketua Dewan Direksi Twitter, Bret Taylor, mengatakan bahwa perusahaannya masih berkomitmen untuk mengunci kesepakatan sesuai dengan rencana awal serta tidak segan mengambil langkah hukum untuk menegakkan kesepakatan. Hal tersebut juga diungkapkannya dalam tweet-nya, "Kami yakin kami akan menang di Delaware Court of Chancery," pada tanggal 9 Juli 2022.

Belum selesai silang sengketa antara Elon Musk dengan Dewan Direksi Twitter, tiba-tiba muncul laporan dari akun mantan eksekutif Twitter, yang juga mengklaim bahwa perusahaan tidak pernah memiliki kemampuan atau minat untuk secara akurat menghitung jumlah akun bot di platform. Tuduhan eksplosif dilontarkan di akun Twitter oleh mantan kepala keamanan dan peretas produktif Peiter "Mudge" Zatko, yang bergabung dengan Twitter pada November 2020 dan dipecat oleh CEO Parag Agrawal pada Januari 2022.

Zatko menyampaikan keluhan dalam laporannya yang berjumlah lebih dari 200 halaman kepada Securities and Exchange Commission (SEC) yang merinci masalah di Twitter dan kegagalannya untuk mempertahankan standar keamanan yang memadai. Keluhan lengkap diperoleh dan diterbitkan dalam bentuk yang disunting pada 23 Agustus 2022 oleh CNN dan Washington Post.

Dalam laporannya, Peiter Zatko menuduh bahwa sejumlah pelanggaran keamanan serius telah diizinkan terjadi di Twitter dalam beberapa tahun terakhir, antara lain adalah:

  • Dari 7.000 insan perusahaan, sekitar setengahnya memiliki akses ke data pribadi dan sensitif pengguna, dengan sedikit pengawasan atau praktik pemantauan;
  • Informasi pengguna juga didistribusikan secara luas melalui jaringan luas di server Twitter;
  • Twitter tidak menghapus data pengguna secara andal setelah mereka membatalkan akun mereka, dalam beberapa kasus karena perusahaan telah kehilangan jejak informasi, dan telah menyesatkan regulator tentang apakah itu menghapus data seperti yang diharuskan untuk dilakukan;
  • Twitter mengizinkan sejumlah pemerintah asing untuk memasang agen di Twitter yang memiliki akses ke sejumlah besar data sensitif.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline