Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Langkah Praktis Menyusun Transformasi Corporate Culture yang Efektif

Diperbarui: 4 Juli 2022   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image:  Langkah Praktis Menyusun Transformasi Corporate Culture yang Efektif (File by Merza Gamal)

Pernyataan Visi, Misi, dan Shared Values, seringkali hanya menjadi penghias dinding kantor dengan pigura yang bagus dan standing baner yang bertebaran di setiap ruang kantor serta ditempel pada halaman muka website perusahaan, padahal perusahaan telah menghabiskan biaya tidak sedikit untuk membuatnya. Dan, tak jarang dilakukan pula seremonial "kick off" dengan acara peresmian yang mewah dengan mengundang artis papan atas sebagai dutanya.

Setelah itu, Direksi terlena bahwa perusahaan sudah mempunyai nilai-nilai budaya, dan setahun waktu pun berlalu. Direksi kemudian kecewa karena merasa tidak ada yang berubah pada insan perusahaan dan tidak mempunyai pengaruh apa pun terhadap perkembangan bisnis perusahaan.

Perlu disadari bahwa Pernyataan Visi, Misi dan Shared Values baru merupakan langkah awal untuk menetapkan nilai-nilai perusahaan yang disepakati dalam mencapai vis misi perusahaan agar berjalan dan berkembang secara berkelanjutan sesuai dengan tujuan berdirinya perusahaan. Visi, Misi, dan Shared Values harus digunakan dan sejalan dalam penyusunan strategi perusahaan.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, agar Shared Values yang telah dibuat oleh perusahaan menjadi manfaat serta terinternalisasi dan terimplementasi menjadi Corporate Culture (budaya perusahaan), maka harus dijalankan proses dalam sebuah alur yang tersistematisasi. Alur proses Shared Values menjadi Corporate Culture terdiri dari 4 langkah, yaitu 1) Pre Evaluation (Pra Evaluasi Kebutuhan Internalisasi), 2) Filling the Gap (Mengisi Kesenjangan Antara Kondisi yang Ada dengan Harapan), 3) Values Maintenance (Kegiatan Pemeliharaan Nilai), dan 4) Re-energize Program (Memperkuat Program Implementasi Budaya). 

Berikut pemaparan singkat tentang keempat langkah tersebut:

1) Pre Evaluation (Pra Evaluasi Kebutuhan Internalisasi) 

Ketika Shared Values telah disepakati, maka perlu dilakukan beberapa evaluasi untuk menyusun peta kebutuhan internalisasi nilai-nilai yang tercantum dalam shared values agar semua insan perusahaan meyakini nilai-nilai tersebut dan bersedia menjalankannya sebagai nilai bersama agar terimplementasi menjadi budaya perusahaan.

Tujuan langkah pra evaluasi ini adalah:

  • Mengidentifikasi celah (gap) antara nilai-nilai yang dirumuskan dengan praktek atau pemahaman yang diterima individu dalam perusahaan;
  • Memiliki mapping untuk memberikan arah yang jelas dalam menyusun strategi implementasi nilai perusahaan;
  • Membentuk kesamaan paradigma dalam pengembangan nilai perusahaan menjadi budaya perusahaan.

Kegiatan dalam pra evaluasi ini adalah melakukan klasifikasi implementasi nilai/values serta menyusun mapping work session untuk berbagai inisiatif dan aktifitas dalam hal internalisasi dan embedding mechanism budaya perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui inisiatif dan aktifitas budaya yang sudah dimiliki perusahaan dalam hal internalisasi dan embedding mechanism serta membuat roadmap kegiatan yang mendukung implementasi nilai/values.

Hasil yang diperoleh dari pra evaluasi ini adalah sebagai berikut:

  • Peta kebutuhan internalisasi: analisa harian pegawai, Focus Group Discussion.
  • Strategi internalisasi dan implementasi budaya perusahaan: membentuk tim kerja, workshop, membuat programmatic (program budaya yang diikuti oleh semua insan perusahaan) dan program customized (program khusus di unit kerja tertentu yang sesuai dengan kebutuhan kerja yang spesifik).

2) Filling the Gap (Mengisi Kesenjangan Antara Kondisi yang Ada dengan Harapan)

Setelah dilakukan pra evaluasi kebutuhan internalisasi, maka akan ditemukan kondisi saat ini sejauh mana sesuai dengan yang perilaku yang diharapkan pada semua insan perusahaan dalam menginternalisasikan nilai-nilai perusahaan sehingga terimplementasi sebagai budaya perusahaan. Hal-hal yang dilakukan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi yang ada saat ini dengan harapan implementasi budaya perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Melakukan training berkelanjutan;
  • Melakukan program korporasi secara umum yang diikuti oleh semua insan perusahaan (programmatic);
  • Melakukan program local yang diikuti oleh unit kerja tertentu atau bidang pekerjaan tertentu (customized);
  • Melakukan evaluasi program serta memantau feedback nya
  • Melakukan pengukuran Key Value Indicator (KVI) sebagai bagian dari Key Performance Indicator (KPI)

3) Values Maintenance (Kegiatan Pemeliharaan Nilai)

Agar internalisasi dan implementasi nilai-nilai menjadi budaya perusahaan dapat berjalan secara terpadu dan berkelanjutan, maka perlu disusun materi-materi yang tersistematisir dan disampaikan dengan melibatkan level tertinggi hingga pelaksana terbawah. Beberapa hal yang harus dilakukan agar nilai-nilai yang telah disepakati terpelihara dengan baik dan menjadi budaya perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Menyusun materi-materi implementasi budaya bersama unit kerja terkait;
  • Membuat video kompilasi pidato Direksi terkait budaya perusahaan;
  • Melakukan sosialisasi budaya oleh Direksi terhadap Division Head, Kanwil dan dilanjutkan ke unit kerja di bawahnya (berantai). 

4) Re-energize Program (Memperkuat Program Implementasi Budaya)

Menginternalisasi shared values dan mengimplementasikannya sebagai budaya perusahaan tidak bisa dilakukan seperti membalik telapak tangan, tetapi harus dilakukan berkelanjutan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk memperkuat program implementasi budaya perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Mengelola program-program pengembangan berkelanjutan (continues improvement);
  • Mengevaluasi apakah program yang ada masih sesuai atau perlu diubah sesuai dengan kondisi pasar yang cepat berubah dan tetap dengan mengusung nilai-nilai ideologi perusahaan.

Dalam proses internalisasi shared values dan mengimplementasikannya menjadi budaya perusahaan, peranan pemimpin sangat dibutuhkan. Pemimpin harus mempunyai jiwa leadership yang kuat sehingga mampu menjadi role model bagi insan perusahaan yang berada di bawahnya dan menjadi Change Agent (agen perubahan) utama dalam membangun budaya perusahaan yang terintegrasi dalam strategi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang unggul secara berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline