Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Atraksi Lesung Alu Menyambut Panen di Natuna Mulai Punah

Diperbarui: 24 Juni 2022   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Atrkasi bapak-bapak memainkan lesung alu sambil menumbuk padi dan menciptkan harmoni musik yang menakjubkan (by Merza Gamal)

Banyak budaya menarik di negeri tercinta Indonesia yang terdiri dari beragam suku, adat, dan agama. Antara lain pada saat panen, banyak ragam seremoni yang diadakan masyarakat menyambut suka cita menerima anugerah panenan hasil kerja mereka menanam sebelumnya.

Pada masyarakat Natuna dahulu, panen adalah masa-masa menikmati kegembiraan dan kebersamaan. Mulai dari menyabit padi yang telah "masak" dari tangkainya, menjemurnya, dan puncaknya menumbuk padi menjadi beras dengan lesung alu dalam momen pesta panen.

 

Kegiatan menumbuk padi dilakukan secara bersama-sama dan disela-sela menumbuk lesung dengan alu, mereka saling berbagi cerita disertai canda tawa tentang pengalaman hidup. Menumbuk padi di lesung alu ini dilakukan tidak asal tumbuk, tetapi menimbulkan suara musi berirama yang dapat dinikmati dengan baik. Beraneka lagu dimainkan saat menumbuk bersama pada lesung alu.

Di samping itu, sebagian ibu-ibu akan memasak berbagai penganan untuk dinikmati Bersama. Beragam penganan khas akan muncul dalam kebersamaan tersebut, antara tabel mando (pizza ala Natuna yang terbuat dari seafood dan sagu bulir), kernas (nugget ala Natuna yang terbuat dari campuran ikan yang dihaluskan dengan sagu butir), lempar (terbuat dari ketan dan ubi kayu parut berisi abon ikan pedas yang dibungkus daun pisang), dilengkap dengan sagu sangrai, ubi (singkong) goreng serta kopi dan teh hangat.

Image: Ibu-ibu memasak bersama diiringi musik lesung alu yang dimainkan kaum Bapak sambil menumbuk padi (by Merza Gamal)

Seiring berjalannya waktu kegiatan lesung alu digantikan dengan alat-alat mesin canggih untuk menggiling padi dan hasil pangan lainnya. Untuk mempertahankan kegiatan lesung  alu,  masyarakat tempatan mengubah fungsi lesung alu yang awalnya dipergunakan untuk menumbuk padi menjadi kesenian tradisi daerah yang yang dipertunjukan pada perayaan atau penyambutan pejabat tinggi atau rombongan wisatawan khusus.

Image: Alam Natuna yang indah menarik banyak orang memperebutkan kekayaannya (Photo by Merza Gamal)

Dalam permainan lesung alu dibutuhkan 7 orang pemain, yaitu 3 orang dibagian dalam dan 4 orang dibagian luar. Hasil rangkaian suara dalam permainan lesung dan alu ini diambil dari suara kicauan burung, sehingga dalam permainan ini lebih identik dengan kicauan burung.

Alu adalah alat untuk menumbuk padi yang dibuat dari kayu Ulin atau Belien dalam bahasa Natuna. Bentuk kepala alu beragam ada yang persegi empat, enam, atau delapan yang digunakan menumbuk di lesung. Lesung adalah dasaran penumbuk padi yang ukurannya besar, berbentuk balok persegi panjang yang bagian tengahnya dicekungi cukup dalam. Lesung berbentuk bulat dan diberi lobang tempat padi, pada bagian atasnya ukurannya tidak sama. Perbedaan ukuran ini menjadi tangga nada, kalau lesung itu dibunyikan (di tumbuk ke lesung).

Warna dan ragam hias pada lesung mengikuti warna asli yang ada pada bahan kayu pembuat lesung. Lesung tidak perlu di cat, karena apabila dicat ada mengubah nada yang akan keluar dari lesung dan alu tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline