Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Tiba Saatnya Kita Berpisah di Kompasiana

Diperbarui: 6 Juni 2022   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba saatnya kita berpisah secara paksa/dokpri

Dengan hormat,

Redaksi Kompasiana Yang Terhormat,

Tiba saatnya kita berpisah secara paksa.

Ya mungkin tempat saya bukan di Kompasiana . Saya ingin bisa jadi pengarang puisi, cerpen, novel dari kecil, tapi tak berkesampaian karena saya terlalu bodoh untuk mengarang merangkai kata. Tulisan saya sebagian besar adalah hasil pembelajaran, sehingga wajar saja mengutip pendapat atau pelajaran dari berbagai sumber dan itu bisa saja dianggap menjiplak. Tapi tidak adilnya begitu lebih 20% dicap sebagai plagiat.

Saya sudah 5 kali dituduh mesin otomatis sebagai plagiat karena menurut mesin isi tulisan saya mencapai 25% mirip tulisan orang lain.

Peristiwa pertama, saya memposting tulisan saya tentang Masjid di Banjarmasin. Dulu tulisan itu pernah dimuat di Detik.com tahun 2014, tetapi saya lihat sudah dihapus karena pembaruan platform Detik.com. Pas saya ke Banjarmasin lagi, saya muat tulisan tersebut dengan versi baru dan dilengapi photo-photo baru. 

Ternyata di takedown di Kompasiana dengan alasan plagiarism. Setelah saya selidiki lebih lanjut, ternyata tulisan saya iti memang telah dihapus, tapi diganti dengan postingan baru dengan nama penulis Redaksi/reporter detik.com. Jadi saya plagiat terhadap tulisan sendiri.

Peristiwa kedua dan keempat adalah karena adanya rubrik THR (Tebar Hikmah Ramadan) selama Ramadhan dan awal Syawal, maka saya ikutan menulis hikmah Ramadhan dan Idul Fitri. Tentu saja yang namanya hikmah saya menulis berdasarkan dalil, dan saya mengutip Al Quran dan hadis. 

Nah yang 2 artikel tersebut, saya mengutip hadis yang panjang, sehingga menurut mesin mencapai 25% dan saya pun kembali dicap plagiator dan kedua artikel itu pun di takedown.

Peristiwa ketiga, pas peringatan Waisak, saya memuat artikel tentang sisa-sisa kejayaan Budha di Riau dengan Candi Muara Takus. Saya pun mengutip detil sejarah dari 4 situs yang ada di komplek candi tersebut dari Website Perpustakaan Nasional dengan photo baru dari saya. Ternyata kutipan itu mencapai 25% dari tulisan dan saya pun kembali dituduh sebagai plagiator.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline