Sebuah survei global baru menunjukkan masa depan yang lebih hijau untuk perjalanan udara.
Perjalanan udara mengalami penurunan tajam selama pandemi Covid-19, dimana pendapatan maskapai penerbangan turun hingga 60 persen pada tahun 2020. Perjalanan udara dan pariwisata di masa next normal pasca pandemi Covid-19 diperkirakan tidak akan kembali ke level tahun 2019, hingga tahun 2024.
Meskipun penurunan ini mengkhawatirkan, tetapi kemungkinan hanya bersifat sementara. Survei terbaru yang dilakukan McKinsey terhadap lebih dari 5.500 traveler yang mengunakan penerbangan di seluruh dunia menunjukkan bahwa industri penerbangan menghadapi tantangan yang lebih besar, yaitu: keberlanjutan (sustainability).
Survei McKinsey dilakukan kepada sekitar 5.500 orang di 13 negara, setengahnya wanita, untuk menjawab 36 pertanyaan pada Juli 2021. Masing-masing telah mengambil satu atau lebih penerbangan dalam 12 bulan sebelumnya. Lebih dari 25 persen mengambil setidaknya setengah dari penerbangan mereka untuk alasan bisnis;
5 persen telah mengambil lebih dari delapan penerbangan dalam 24 bulan sebelumnya. Mereka berusia antara 18 hingga lebih dari 75 tahun dan berasal dari AS dan Kanada, Inggris, Swedia, Spanyol, Polandia, Jerman, Arab Saudi, India, Cina, Jepang, Australia, dan Brasil.
Topik survey termasuk kekhawatiran tentang perubahan iklim dan emisi karbon, langkah-langkah pengurangan karbon, dan faktor-faktor yang mempengaruhi masa inap dan kegiatan pariwisata. McKinsey membandingkan hasilnya dengan survei yang menanyakan pertanyaan yang sama yang dilakukan pada Juli 2019.
Tiga temuan utama tentang traveler saat ini yang muncul dari survei McKinsey 2021 adalah sebagai beriku:
Temuan 1: Sebagian besar traveler sekarang memiliki kekhawatiran tentang perubahan iklim dan emisi karbon, dan banyak yang siap untuk bertindak atas masalah ini
Temuan 2: Harga dan koneksi masih lebih penting daripada emisi bagi sebagian besar wisatawan
Temuan 3: Sikap sangat bervariasi menurut demografi dan geografi