Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Perubahan Perilaku Traveler Pesawat Terbang

Diperbarui: 25 Mei 2022   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Para penumpang sedang menuju pesawat yang akan membawa mereka ke tujuan (by Merza Gamal)

Pembatasan perjalanan dan masalah kesehatan mereda di beberapa bagian dunia, membuat antrean semakin panjang di gerbang keberangkatan bandara. 

Meskipun perubahan ini merupakan perkembangan positif bagi maskapai penerbangan, yang mengalami penurunan pendapatan sebesar 60 persen pada tahun 2020, perjalanan udara dan pariwisata diperkirakan tidak akan kembali ke level 2019 sebelum tahun 2024.

Sebuah survei global baru menunjukkan masa depan yang lebih hijau untuk perjalanan udara. Fakta lapangan menunjukkan perjalanan turun tajam selama pandemi Covid-19, dimana pendapatan maskapai turun 60 persen pada tahun 2020, dan perjalanan udara serta pariwisata diperkirakan tidak akan kembali ke level 2019 sebelum 2024.

Meskipun penurunan ini mengkhawatirkan, tetapi kemungkinan penurunan ini bersifat sementara. Survei terbaru McKinsey terhadap lebih dari 5.500 traveler pesawat terbang di seluruh dunia menunjukkan bahwa industri penerbangan menghadapi tantangan yang lebih besar dan berkelanjutan.

Image: KakekMerza Menjelajah Nusantara dengan pesawat terbang kecil (By Merza Gamal)

Hasil survei menunjukkan tren yang muncul dalam prioritas penumpang:

  • Sebagian besar penumpang memahami bahwa penerbangan memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan. Emisi sekarang menjadi perhatian utama responden di 11 dari 13 negara yang disurvei, naik dari empat dalam survei 2019. Lebih dari setengah responden mengatakan mereka "sangat khawatir" tentang perubahan iklim, dan bahwa penerbangan harus menjadi netral karbon di masa depan.
  • Wisatawan terus memprioritaskan harga dan koneksi daripada keberlanjutan dalam keputusan pemesanan, untuk saat ini. Ini mungkin sebagian karena tidak ada maskapai penerbangan yang membangun sistem bisnis atau janji merek tentang keberlanjutan.
  • Selain itu, beberapa konsumen saat ini mungkin tidak terlalu peduli dengan dampaknya sendiri karena mereka lebih jarang terbang di masa pandemi. Yang mengatakan, hampir 40 persen pelancong di seluruh dunia sekarang bersedia membayar setidaknya dua persen lebih banyak untuk tiket netral karbon, atau sekitar $20 untuk perjalanan pulang pergi $1.000, dan 36 persen berencana untuk terbang lebih sedikit untuk mengurangi dampak iklim mereka.
  • Sikap dan preferensi sangat bervariasi di antara negara dan segmen pelanggan. Sekitar 60 persen pelancong di Spanyol bersedia membayar lebih untuk penerbangan netral karbon, misalnya, dibandingkan dengan sembilan persen di India dan dua persen di Jepang.

Temuan survei menunjukkan bahwa maskapai penerbangan mungkin perlu memulai dengan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perubahan di segmen dan geografi pelanggan yang heterogen. 

Dengan wawasan tersebut, mereka dapat menyesuaikan komunikasi, produk, dan layanan mereka untuk membedakan merek mereka, membangun kesadaran di antara setiap segmen penumpang, dan terhubung lebih baik dengan pelanggan.

Image: Kakek Merza sebagai konsumen pesawat terbang dala menjelajah Nusantara (by Merza Gamal)

Temuan survei menunjukkan perubahan mendasar dan berkelanjutan dalam perilaku konsumen

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline