Mumpung masih bulan Ramadhan, bagi yang sedang berkunjung ke Bajarmasin, jangan lewatkan singgah ke Masjid Sabilul Muhtadin yang merupakan bekas lahan Benteng di jaman kolonial Belanda.
Ada yang menarik di Kota Banjarmasin, yakni sebuah masjid yang dibangun di lokasi benteng peninggalan kolonial Belanda (Benteng Tatas) yang dikenal sebagai Masjid Sabilal Muhtadin. Masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata di samping Masjid Sultan Suriansyah yang berdiri tahun 1526 di Tepian Sungai Kuin dan Masjid Jami Sungai Jingah yang dibangun atas inisiatif warga pada tahun 1934 di Antasan Kecil.
Sabilal Muhtadin yang dijadikan nama masjid diambil dari nama ulama besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (1710-1812) yang mengembangkan Islam di Kerajaan Banjar. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari juga adalah penulis kitab Sabilal Muhtadin.
Masjid Sabilal Muhtadin berdiri megah dengan menara yang menjulang tinggi tepat di jantung kota di atas tanah yang luasnya 100.000 M2, yang sebelumnya adalah Komplek Asrama Tentara Tatas. Pada waktu zaman kolonialisme Belanda, tempat ini dikenal dengan Fort Tatas atau Benteng Tatas.
Bangunan Mesjid terbagi atas Bangunan Utama dan Menara. Bangunan utama Mesjid Raya Sabilal Muhtadin luasnya 5250 M2, terbagi atas ruang tempat ibadah 3250 M2, ruang bagian dalam yang sebagian berlantai dua, luasnya 2000 M2.