Semakin banyak manajer dan insan perusahaan berperilaku buruk di tempat kerja, biaya ketidaksopanan sangat tinggi. Untuk memperbaiki kekasaran, perusahaan harus mulai dari level pimpinan.
New York Time edisi 4 Desesmber 2021 menyampaikan bahwa kekasaran meningkat, karena tekanan kehidupan pandemi menarik lapisan kesopanan Amerika. Dalam jajak pendapat 2019, 93% responden menyatakan bahwa perilaku tidak beradab semakin meluas di AS.
Sejak itu, krisis COVID-19 semakin mempertegang hubungan dan keuangan, mengganggu pekerjaan dan sekolah, dan menyebabkan kita khawatir tentang kesehatan kita sepanjang waktu. Tapi itu tidak semua. Tampaknya juga pandemi telah membuat kita lebih jahat.
Sementara itu Wall Street Journal edisi 17 November 2021 menngabarkan bahwa pada musim liburan yang sibuk, maskapai penerbangan Amerika Serikat menghadapi peningkatan luar biasa dalam jumlah penumpang yang nakal.
Pada 9 November, FAA mencatat lebih dari 5.100 insiden perilaku nakal tahun ini, dengan pelanggaran pemakaian masker menjadi pusat perselisihan hampir 75% dari waktu persiapan terbang. (FAA meluncurkan kurang dari 150 investigasi tentang perilaku penumpang yang nakal.) Setiap insiden dapat menyebabkan penerbangan tertunda, penumpang yang cemas, dan cedera serius.
Dalam periode perubahan perusahaan yang berkelanjutan, menyuntikkan lebih banyak kesopanan dapat membantu perusahaan menavigasi ketidakpastian dan volatilitas.
Mengapa hal tersebut penting? Pesawat terbang adalah sarana perjalanan bagi sebagian besar dari kita. Namun hal yang terpenting adalah pesawat terbang merupakan tempat kerja bagi pilot, kru, operator, dan banyak lainnya. Di tempat kerja Amerika, ketidaksopanan merajalela, dan itu semakin buruk.
Penelitian akademis tentang masalah ini mengejutkan. Dalam survei terhadap 9.000 manajer dan insan perusahaan di Amerika Serikat, 80% melaporkan kehilangan waktu di tempat kerja karena mengkhawatirkan insiden permusuhan, sementara hampir setengahnya sengaja berhenti berusaha keras. Penghinaan, bahasa kasar, dan bahkan disela dapat menurunkan kinerja insan perusahaan, melemahkan hubungan pelanggan, dan meningkatkan pergantian insan perusahaan.
Kekasaran di tempat kerja merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan dari atas ke bawah. Perusahaan harus mulai dari pimpinan puncak, yang menentukan nada perilaku di kantor. Psikolog organisasi dan profesor Stanford, Robert Sutton mengatakan bahwa pemimpin terbaik memberikan pujian dan membuat insan perusahaan merasa aman, tanpa takut diejek atau dihukum.
Penelitian akademis yang dilakukan menunjukkan bahwa insan perusahaan diperlakukan kasar oleh rekan kerja setidaknya sebulan sekali (misalnya, penghinaan, ejekan, bahasa kasar, atau interupsi). Hal tersebut meningkat dari masa ke masa, tahun 2016 sebesar 62%, meningkat dari masa sebelumnya yakni tahun 2011: 55% dan tahun 1998: 49%.