Akibat pandemi Covid-19, telah terjadi perubahan tempat kerja full time di kantor menjadi lingkungan kerja hybrid yang memadukan pekerjaan di kantor dan di luar lokasi kantor.
Walaupun masa pandemi akan berakhir, namun banyak perusahaan memastikan akan mempertahankan lingkungan kerja hybrid.
Untuk itu, perusahaan perlu membangun budaya yang selaras untuk seluruh insan perusahaan dengan mendukung nilai-nilai organisasi (budaya perusahaan).
Budaya perusahaan (corporate culture) secara sadar diciptakan melalui kerja keras dan niat. Strategi menata ulang lingkungan kerja sekaligus akan menjaga budaya perusahaan tetap di depan dan di tengah, serta memberi manajer roadmaps tentang cara menciptakan lingkungan kerja yang positif di dunia kerja hybrid.
Budaya perusahaan yang sudah berfungsi baik, tidak membutuhkan perbaikan setelah pandemi, tetapi eksekutif perusahaan mungkin perlu mengkalibrasi ulang pendorong budaya perusahaan agar selaras dengan cara baru menyelesaikan pekerjaan.
Menurut studi Gallup, ada lima pendorong utama budaya perusahaan yang secara kolektif membentuk bagaimana insan perusahaan berperilaku, membuat keputusan, dan menyelesaikan pekerjaan mereka.
Perusahaan yang memastikan mereka memberikan lima pendorong ini membuat manajer dan insan perusahaan siap untuk sukses karena mereka terus menyesuaikan diri dengan dinamika kerja yang berkembang dengan tim hybrid, lingkungan kerja yang fleksibel, dan norma-norma baru.
Penggerak Budaya 1: Kepemimpinan dan Komunikasi
Cara pemimpin perusahaan mendefinisikan, menampilkan, dan mengomunikasikan tujuan dan branding akan memengaruhi apakah insan perusahaan akan mencontohkan nilai-nilai tersebut.
Untuk menjaga kepercayaan dalam kepemimpinan, tinjau komunikasi antara pimpinan dengan insan perusahaan.