Lihat ke Halaman Asli

Roh yang Tetap Hidup

Diperbarui: 1 Oktober 2021   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mediaindonesia

Seorang kakek atau nenek mungkin akan terheran-heran jika menemukan anak muda atau anak sekolah yang tidak hafal Pancasila. Hatinya mungkin akan miris atau bahkan sedih, apalagi jika anak sekolah itu adalah cucunya atau keponakan nya sendiri. Padahal, pada masa kini dan seakan sudah jadi rahasia umum bahwa sekarang ada ribuan siswa yang terang-terangan memang tidak hafal teks Pancasila.

Padahal jika ditelusuri, sejak Indonesia merdeka sampai sekarang simbol-simbol negara seperti dasar negara Pancasila tidak pernah berganti. Begitu juga dengan lambang negara yaitu Garuda Pancasila juga tidak pernah berganti. Pancasila juga selayaknya harus hafal karena diucapkan setiap upacara bendera. Hal yang sedikit berubah adalah Undang-undang Dasar 1945 yang mengalami beberapa perubahan (amandemen).

Setidaknya wakil rakyat kita pernah melakukan empat amandemen dalam UUD 1945 sebagai penyesuaian zaman. Seperti kita tahu, UUD 1945 merupakan dasar hukum tertulis, konstitusi resmi negara kesatuan republik Indonesia sampai saat ini. Empat amandemen yang pernah dilakukan terhadap UUD 1945 pada kurun waktu tahun 1999 sampai 2002. Perubahan itu mengubah susunan lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Sedangkan Pancasila tetap adanya.

Seperti halnya filosofi banyak negara di dunia, dasar negara adalah "roh" yang membuat negara dan bangsa kita hidup dan berkembang. Roh itu didapat dari nilai-nilai atau intisari nilai yang terdapat dari masyarakat itu sendiri. Berdasar sejarah dan pengalaman banyak negara tak mudah untuk selalu memelihara roh itu dalam kehidupan berbangsa, meski mungkin mereka mengkonsepnya dengan sangat baik.

Kita bisa melihat keruntuhan dari salah satu negara adidaya dunia yaitu uni Sovyet dimana negara itu gagal untuk bisa terus hidup. Uni Sovyet adalah sebuah negara besar dimana negaranya terbentang dari Asia Tengah sampai Eropa Timur, Baltik, dan Kaukasus Selatan.  Mereka memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri (pecah)  berdasarkan etnis. Keputusan itu membuat Uni Sovyet yang besar itu terpecah menjadi sekitar 15 negara kecil dengan satu negara yang paling besar yaitu Russia. Hal ini juga kita bisa lihat di beberapa negara lain seperti Yugoslavia, dll.

Pancasila terbukti merupakan roh yang sangat kuat dan cocok buat Indonesia dan beragam. Pancasila memperhatikan betapa pentingnya untuk bersatu di atas semua perbedaan yang ada. Kita telah melampaui banyak tantangan yang berpotensi memecah negara ini, tapi roh pancasila sangat kuat untuk mempererat satu sama lain.

Karena itu, pancasila layak selalu dihafal oleh generasi muda sampai kapanpun. Tidak ada alasan untuk mengabaikan roh yang tetap hidup dan tetap memperkuat kita itu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline