Jika kita ingat akhir tahun lalu muncul berita dari provinsi Jawa Tengah yang berisi kabar bahwa para ulama moderat di Jawa Tengah meminta beberapa ormas Islam yang sering menggelar atau pengundang pembicara yang ceramahnya bersifat ofensif dan provokatif. Menurut para ulama ini, kegiatan dakwah ini menyinggung dan menyakitkan hati umat Islam sendiri. Ungkapan ini disampaikan pada forum Halaqah Ulama se- Jawa Tengah yang diselnggarakan olej Majelis Ulama Indonesia.
Tentu sana ungkapan atau penyataan ini tidak main-main alias tidak bisa dianggap remeh, karena ada dalam forum resmi perwakilan ulama di Jawa Tengah. Dalam keterangannya, mereka menganggap pernayataan ini perlu diungkapkan karena banyak masyarakat yang resah bahkan sempat menganggu perasaan umat islam lain yang berbeda pandangan. Terlebih dakwah mereka dipandang sangat provokatif.
Bentuk dakwah yang dilakukan ulama dari beberapa ormas itu seringkali dengan cara menyerang, memaki-maki, menjelek-jelekkan individu yang berbeda dengan faham yang dianutnya. Dakwah ini tidak saja melalui kegiatan pengajian offline (tatap muka) tapi juga secara online dimana tampak di beberapa media seperti youtube maupun facebook.
Menurut perwakilan ulama di bawah MUI ini, situasi dimana para ormas memberikan dakwah provokatif ini sangat mengganggu ukhuwah islamiyah. Ukhuwah Islamiyah adalah suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati semua umat Islam walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu umat Islam senantiasa terikat antara satu sama lainya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh. Ukhuwah ini diperlukan bagi umat Islam di Indonesia.
Pendakwah dari beberapa ormas itu disarankan untuk kembali mengingat makna dan bagaimana Islam berkembang mula-mula dimana penyebarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi menyebarkan Ilam dengan santun dan lemah lembut, bahkan saat menyebarkan pada wilayah yang dikuasai oleh orang kafir dimana Nabi sempat menerima perlakuan kasar baik secara verbal maupun fisik. Dalam berbagai kesempatan kepada para sahabatnya Nabi Muhammad mengingatkan bahwa mereka harus menyebarkan Islam dengan damai dan santun, karena pada hakekatnya Islam adalah agama damai; agama penyejuk.
Maka tidak salah jika para ulama di bawah MUI di Jawa Tengah itu mendorong beberapa ormas tertentu untuk menghentikan ulama yang mendakwah dengan cara ofensif. Sebaliknya mereka disarankan untuk terbuka dengan pemikiran dan faham yang berbeda dengan mereka. Mampu berdiskusi namun bisa beribadah bersama-sama dengan umat islam lainnya yang berbeda aliran.
Karena itu inti dari ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H