Lihat ke Halaman Asli

Teknologi dan Musyawarah Dunia Maya

Diperbarui: 7 April 2018   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musyawarah - hariansuara.com

Perkembangan teknologi saat ini terus tak terkendali. Mulai dari anak-anak hingga dewasa, tak bisa dilepaskan dari teknologi. Sebut saja seperti smartphone, yang begitu familiar oleh semua golongan. Tak heran jika generasi saat ini disebut generasi milenial, yang begitu akrab dengan kemajuan teknologi. Informasi yang berkembang di dunia maya pun, juga beraneka ragam. Ada yang memberikan inspirasi, tapi ada juga yang saling membenci. 

Ada juga yang bersifat membangun, tapi tak sedikit pula yang justru menghancurkan. Antar sesama bisa saling iri, saling benci, saling mencaci dan memaki. Teknologi yang seharusnya bisa ditujukan untuk kebutuhan yang lebih baik, justru digunakan untuk tujuan yang tidak baik.

Teknologi merupakan buah pikir manusia. Sosial media, broadcast message ataupun fasilitas lainnya, sengaja dibuat untuk memudahkan aktifitas manusia. Group message juga terus bermunculan, untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi. Sekali lagi, fasilitas-fasilitas itu sengaja didesain untuk membantu aktifitas sehari-hari manusia. 

Lalu, sudahka kita memanfaatkan fasilitas tersebut untuk tujuan yang lebih baik? Atau sebaliknya? Menggunakan group message untuk merencanakan aktifitas yang tidak baik? Semuanya mempunyai konsekwensi. Dan kita harus menghadapi konsekwensi yang ada.

Karena Indonesia mempunyai tingkat keberagaman yang tinggi, dan karakter masyarakatnya yang beraneka, tak jarang seringkali memunculkan beda pandangan. Karena alasan sibuk atau alasan lain, terkadang upaya untuk mencari titik temu tidak pernah terlaksana. 

Akibatnya, interaksi dan diskusi yang diharapkan bisa terjadi untuk menyelesaikan perbedaan pandangan tersebut tidak terjadi. Hal semacam ini sebenarnya bisa diakali jika kita memanfaatkan teknologi, untuk menyatukan setiap perbedaan. Jika saat ini sudah bisa dilakukan video call, upaya bermusyawarah di dunia maya semestinya bisa dilakukan.

Ujaran kebencian yang telah membuat masyarakat sulit saling interaksi antar sesama, harus segera disudahi. Keberagaman di Indonesia harus terus dipupuk. Jika para pendahulu telah mengenalkan kita untuk saling menghormati dan saling membantu antar sesama, maka generasi milenial harus terus menjaga dan melestarikannya. 

Sekali lagi, jika generasi now sekarang selalu beralasan sulit bertemu di dunia nyata, maka pertemuan itu harus terus diupayakan di dunia maya. Jika frekwensi pertemuan di dunia maya bisa dijaga, harus terus diupayakan terjadi di dunia nyata.

Saat ini, Indonesia sedang memasuki tahun politik. DImana segala upaya terus dilakukan banyak pihak, untuk bisa merebut kursi kekuasaan. Kondisi kian runyam dengan munculnya kelompok seperti muslim cyber army (MCA), yang dengan sengaja menyebarluaskan kebencian dan kebohongan. Sentimen agama juga sengaja dimunculkan, untuk menarik simpati kalangan religious. Masyarakat berpotensi terbelah, karena kesimpangsiuran informasi. 

Namun jika musyawarah ataupun forum silaturahmi, ataupun diskusi di dunia maya aktif dilakukan, maka cek dan ricek akan berjalan. Literasi media di masyarakat akan berjalan. Dan potensi perbedaan pandangan bisa diminalisir dengan adanya musyawarah dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline