Lihat ke Halaman Asli

Pahlawan "Zaman Now" adalah Kita

Diperbarui: 5 November 2017   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar kita pasti pernah naik Gojek. Atau jika tak pernah naik, paling tidak pernah mendengar. Gojek adalah aplikasi berbasis teknologi yang menghubungkan abang-abang ojek dengan pengguna.

Jaman dulu abang ojek memang sudah ada, tapi pengguna kadang harus mencarinya  dengan keluar rumah terlebih dahulu dan mendapatkan mereka. Abang ojek juga sering habiskan waktu nongkrong di pangkalan. Kini, aplikasi itu mempermudah pengguna mendapatkan abang ojek tanpa berjalan jauh; begitu juga abang ojek tak perlu lama-lama nongkrong di pangkalan.

Layanan aplikasi ini kemudian berkembang tidak saja berkisar soal transport tapi juga makanan, jasa kebersihan, cargo dll. Intinya, teknologi yang diciptakan anak-anak muda ini berhasil menghubungkan banyak pihak, produsen dan konsumen ; penyedia jasa dan pengguna jasa.

Kalian juga pasti tahu pencetus aplikasi ini adalah seorang pemuda; generasi muda Indonesia jaman now yaitu Nadiem Makarim. Nadiem adalah sosok muda (berusia 33 tahun) yang berhasil membesarkan 'unicorn' dari Indonesia. Unicorn adalah istilah bisnis digital untuk usaha-usaha berbasis teknologi  yang berkembang pesat  dalam waktu cepat. 

Gojek diciptakan Nadiem ada tahun 2010 dan hanya butuh 3 -4 tahun  untuk membawa Gojek menjadi sebuah unicorn kebanggaan Indonesia. Ratusan ribu abang ojek bergabung di aplikasi ini. Sampai tahun 2016, Gojek sudah diunduh 10 juta kali. Satu angka yang sangat luar biasa bagi seorang yang masih belia.

Selain Gojek, mungkin perlu kita tengok juga aplikasi Kerjabilitas. Aplikasi ini menghubungkan pencari kerja penyandang cacat ( kaum difabel) dan pemberi lapangan kerja. Aplikasi ini  diciptakan oleh seorang muda bernama Rubby Emir.

Rubby yang  punya adik seorang disabilitas meluncurkan aplikasi ini pada tahun 2015 dan hanya butuh 2 tahun untuk menjadikannya dipakai sekitar 2 ribu pengguna aktif. Mayoritas penggunanya berasal dari seluruh Indonesia mulai dari umur 18 sampai 40 tahun.

Nadiem dan Rubby punya kesamaan;  generasi yang amat akrab dengan teknologi dan digitalisasi. Keduanya juga berangkat dari satu empiris yang sama yaitu membawa pihak lain bisa lebih optimis terhadap hidup dan penghidupannya. Nadiem pahlawan bagi abang ojek dan Rubby pahawan bagi penyandang disabilitas. Keduanya adalah pahlawan di jaman now.

Nadiem berawal dari keluhan abang ojek yang menghabiskan banyak waktu untuk nongkrong menunggu penumpang dan pengguna yang susah mencari mereka di ujung jalan. Rubby juga begitu. Dia melihat kaum disabilitas bukanlah sosok  yang membebani,  tapi  sejatinya mereka bisa berdaya menghadapi hidup, asal diberi kesempatan.

Ribuan penderita tuna daksa, tuna netra, tuna wicara dll bisa berkarya di tempat yang tepat dan loyal terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Banyak perusahaan membuka pintu bagi penyandang disabilitas ini. Rubby membantu menghubungkan mereka sehingga banyak kaum disabilitas  mampu mengubah nasibnya.

Jadi, jangan salah bergaul atau berwawasan sempit. Janganlah hobby, ketrampilan dan kecerdasan kita  membawa hal negatif bagi orang lain, semisal karena piawai kimia lantas membuat bom dan membunuh orang lain. Piawai teknologi kemudian membuat hal-hal negatif bagi orang lain. Jadilah seperti Nadiem dan Rubby.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline