Lihat ke Halaman Asli

Pertanyaan Seorang Gadis Tentang Tuhan

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Disuatu hari yang indah seorang gadis bercakap-cakap dengan sahabat baiknya , ia bertanya tentang Tuhan yang ia puja . bertanyalah ia pada sahabatnya

Putu jegeg : Beli, umat Hindu khususnya di Indonesia menyebut Tuhan Yang Maha Esa itu dengan sebutan Ida Sang Hyang Widhi atau Bhatara Ciwa. Tetapi Beli menyebutkan bahwa Brahman itu sama dengan Tuhan Yang Maha Esa. Apakah Bhatara Ciwa itu sama dengan Brahman? beli gagah : Pada hakekatnya memang sama putu dewi jegeg, tetapi Beli perlu jelaskan mengapa sebutan Brahman itu lebih tepat digunakan di dalam Upanisad tetapi kurang tepat jika digunakan sebagai Tuhan yang menjadi objek pemujaan masyarakat.

Gambaran Tuhan di dalam Upanisad agak berbeda dengan gambaran Tuhan dalam kehidupan beragama. Di dalam Upanisad Tuhan atau Brahman itu dilukiskan tidak sebagai personal God (Tuhan yang berpribadi), melainkan dilukiskan sebagai Kebenaran Yang Tertinggi, Yang Mutlak atau Satya. Brahman juga digambarkan sebagai pengetahuan tertinggi yang merupakan sumbernya pengetahuan.

Dan Brahman juga digambarkan sebagai Ananda yaitu sumbernya kebahagiaan. Ketiga azas Brahman ini disebut Sat, Cit, Ananda, yang artinya kebenaran, pengetahuan dan kebahagiaan yang absolut.

Sedangkan di masyarakat umumnya sebagaimana putu dewi jegeg ketahui Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi/Bathara Ciwa digambarkan sebagai personal God. Meskipun hakekatnya beliau tidak terwujud, tetapi umat Hindu biasa meluksikan Dewa Ciwa dengan wujud tertentu, mempunyai senjata dan tanda-tanda simbul tertentu. Perbedaan kedua adalah bahwa di dalam Upanisad, Brahman itu dipakai menjadi objek pengetahuan Ketuhanan yang lebih mempunayi arti teoritis, bukan sebagai objek pemujaan di kuil atau di pura. Meskipun hakekat keduanya itu sama, seperti halnya H2O dengan air. Di dalam teori ilmu pengetahuan, air itu disebut H2O, tetapi di dalam kehidupan sehari-hari tidak ada orang akan mengatakan : "Saya minum H2O", melainkan dia akan mengatakan saya minum air. Hakekatnya H2O dengan air itu sama. Meskipun kita memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan panggilan Ciwa, tetapi hakekatnya Beliau sama dengan Brahman, contohnya :

Bila di dalam lontar Bhuwana Kosa 131 disebutkan : "Dari BhataraCiwa-lah munculnya segala yang ada ini dan kepada-Nya pula akan kembali." Coba bandingkan dengan isi Taittiriya Upanisad III,1 : "Darimana semua yang ada ini lahir, dengan apa yang lahir itu hidup, kemana mereka masuk kembali, ketahuilah bahwa itulah Brahman."

Lontar Bhuwana Kosa adalah ajaran Ciwapaksa (sakti Ciwa) yang berkembang di Indonesia. Inti hakekatnya sama dengan isi Upanisad, karena itu tidak usahlah Made kawatir ataupun ragu-ragu dengan perbedaan nama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline