Lihat ke Halaman Asli

Menyoroti Mental Pemain Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Indonesia akhirnya menelan kekalahan dengan adu finalti , sangat disayangkan, bola yang sudah ditangkap  keeper Indonesia akhirnya masuk perlahan ke gawang Indonesia.  Meski Indonesia Juara Umum Sea Games 2011 namun belum terasa menang saat kalah dalam pertandingan sepak bola.

Pertandingan seru malaysia vs Indonesia tidak lepas dari sorotan masyarakat, ada yang menyanjung-nyanjung ada yang mengkritik permainan Indonesia. pertandingan final ini sungguh mendebarkan bagi masyarakat, mungkin karena terjadi permusuhan indonesia dengan malaysia. Penyebab Permusuhan Indonesia Vs Malaysia.

Penulis bukanlah penggemar sepak bola maupun olah raga lainnya yang dipertandingkan di Sea Games  {Sea Games-Judi Antar Negara Asia Tenggara }, namun sebagai warga Negara juga merasa ikut memberikan semangat dalam hati saja, setelah menonton pertandingan final sepak bolaSea Games , merasa gemas melihat permainan pemain Indonesia .

Ketika gol pertama diraih oleh pemain Indonesia , penonton tampak bersorak sorai, demikian juga dengan pemain yang memasukan gol dengan sundulan kepala, wajah tampak begitu berbahagia.

Saat gol pertama yang diraih Malaysia , supporter Malaysia tidak menampakan kegembiraan yang berlebihan, demikian juga dengan pemain yang menggolkan dengan sundulan kepala yang sangat memukau , para pemain Malaysia tidak begitu menunjukan kegembiraan yang berlebihan. Bukan maksud untuk membela pemain Malaysia tetapi hal itu memang suatu fakta.

Dengan membandingkandua peristiwa itu , ada yang tidak beres dengan mental pemain Indonesia, dapat dikatakan pemain Indonesia tidak seimbang dan mudah goyah, bahkan lebih ekstremdapatdikatakan pemain Indonesia tidak bermental Juara , disaat menang atau menggolkan semangatnya luar biasa dan menggebu-gebu, sebaliknya ketika kalah semangat terbalik menjadi luar binasa (kehilangan semangat) dan berdebu-debu, sekan-akan banyak rintangan dari lawan.

Ditinjau dari ajaran veda , mental seperti itu tidak dibenarkan . Hendaknya pemain tidak terlalu berbahagia dikala menang atau menggolkan atau tidak bersedih hati dan tidak patah semangat disaat kalah atau digolkan oleh pihak lawan. “Wahai Arjuna , orang yang tidak goyah karena suka ataupun duka dan mantap dalam kedua keadaan itu pasti memenuhi syarat untuk mencapai pembebasan(memperoleh kemenangan).” {Bhagavad-gita 2.15} Didalam kitab Sarassamuccaya mengamanatkan “orang bijaksana hendaknya tidak bersedih hati dikala duka , tidak berbahagia dikala senang”.

Tampaknya pemain Indonesia belum mampu menerapkan ajaran Dharma yang demikian . sehingga dikemudian hari sebaiknya pemain Indonesia perlu juga diseleksi berdasarkan mental.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline