Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Merta Mupu

Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Ziarah ke Tanah Suci Ala Hindu

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

135278668764197243

[caption id="attachment_209056" align="aligncenter" width="540" caption="Ratha Yatra di Moskow, Rusia. Saat Perayaan Deepavali 2012 {sumber:facebook.com}"][/caption]

Ziarah ke tanah suci, telah dikenal sejak jaman dahulu kala. Dalam ajaran agama lain, ziarah ke tanah suci dikenaldengan berbagai istilah. Misalnya seperti dalam Islam disebut Umroh, Ibadah haji dll. Hal yang serupa juga terdapat didalam ajaran Veda. Ziarah ke tempat-tempat suci persfektif Hindu dikenal dengan bebrapa istilah, seperti; Tirtha Yatra, Dharma Yatra, Tirthatana, Ratha Yatra. Istilah yang lebih populer dikalangan masyarakat Hindu adalah istilah Tirtha Yatra.

Dalam sebuah diskusi ada yang menyatakan “musim haji telah berlalu, saatnya umat Nasrani ketanah sucinya (betlehem/yerussalem). Kapan giliran orang Hindu ke tanah sucinya? Mengapa mereka tidak berkunjung ke tanah sucinya ?”, mungkin maksud pernyataan tersebut mempertanyakan, apakah Hindu mengenal konsep Haji, ziarah atau sebutan lainnya.

Seperti disebutkan diatas, dalam ajaran hindu dikenal beberapa konsep yang berkaitan dengan ziarah ke tempat suci, seperti; Tirtha Yatra, Dharma Yatra dan Ratha Yatra. Ketiganya dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

Tirtha Yatra

Ziarah ke tempat-tempat suci maupun ke tanah suci memiliki arti penting dalam ajaran Hindu. Veda mewajibkan umat Hindu untuk melakukan ziarah ke tempat-tempat suci, seperti dinyatakan didalam kitab Sarasamuscaya 279 “keutamaan tirthayatra itu amat suci, lebih utama daripada pensucian dengan yadnya yang lain dan dapat dilakukan oleh yang tidak punya harta”, Keutamaan berkeliling untuk berkunjung dan sembahyang ketempat-tempat suci kenyataannya lebih utama dari kurban, sebab ia bisa dilakukan oleh mereka yang miskin sekalipun; sedangkan kurban hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berharta.

Tirtha-yatra berasal dari kata tirtha dan yatra. Tirtha berarti air suci, air kehidupan, atau nectar, tempat-tempat suci yang ada air sucinya dan lain-lain. Tirtha juga berarti orang-orang suci, sebab orang-orang suci umumnya berada di tempat-tempat suci yang ada air sucinya. Kata tirtha secara tata bahasa Sanskerta disebutkan berasal dari akar kata “tr” yang berarti “tiryate anena” (dengan mana diseberangkan), dengan mana orang diseberangkan dari lautan dosa (Cyberdharma.net).

Dengan demkian Tirtha Yatra bertujuan untuk menyucikan diri dari dosa-dosa. Dengan melaksanakan Tirtha Yatra ke tempat-tempat suci, diharapkan manusia insyap akan jati dirinya.

Dharma Yatra

Kata “Dharma” memiliki beberapa pengertian. Dharma berarti “hukum, kewajiban, agama, kebenaran, dll”. Sedangkan kata Yatra artinya "bepergian" (travel) atau ziarah. Dharma yatra diartikan sebagai perjalanan suci disertai dengan mengajarkan dharma/agama.

Dharma Yatra biasanya dilakukan oleh seorang guru spiritual, dimana perjalanan suci dimaksudkan untuk mengajarkan agama dengan keleliling ke berbagai pelosok dunia, sambil mengunjungi tempat-tempat suci.

Ratha Yatra

Ratha yatra merupakan kegiatan mengarak archa Tuhan ke jalan-jalan desa, di Bali disebut melasti, melis, ngodal Ida Bhatara. Melasti, ngodal Ida Bhatara di Bali paling sering dilaksanakan, mengingat di Bali ada banyak pura.

Tirtha Yatra dan Dharma Yatra semakin jauh dilaksanakan oleh seseorang itu semakin baik. Namun ada baiknya mulai dari yang lebih dekat. Di Indonesia ada beberapa tempat suci (pura) yang menjadi obyek tirtha yatra, seperti: Pura Semeru agung, Pura Besakih dsb, yang dikunjungi beribu-ribu umat Hindu tiap tahunnya.

Di india lebih ekstrem lagi, pelaksanaan Tirtha Yatra tidak jarang hingga menelan korban oleh karena banyaknya para peziarah yang hadir. Tirtha Yatra tidak sekedar tindakan phisik mengunjungi tempat-tempat suci tetapi juga mengandung arti disiplin moral dan mental.

Orang-orang Hindu pergi ke tempat-tempat ziarah untuk penyucian dan pengampunan dari dosa sesuai dengan tradisi mythologi. Beberapa dari tempat-tempat penting di India adalah Badrinath (Uttar Pradesh) di utara, Puri di timur, Rameshwaran di selatan dan Dwaraka di barat. Setiap perjalanan ke Himalaya dianggap sebagai suatu ziarah karena Himalaya dikenal sebagai Dewalaya atau "tempat para dewa." Di Himalaya tempat yang paling penting adalah ziarah ke Gangotri, tempat dimana sungai Gangga berawal (seperti dikutip dari buku Am I A Hindu?).

Artikel Sebelumnya Gadis Berkasta dan Gadis Selingkuhanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline