Lihat ke Halaman Asli

Secarik Kertas

Diperbarui: 3 Agustus 2022   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika mulut tak dapat berbicara,ketika mata tak dapat berbicara, dan ketika hati tak dapat menyampaikan perasaan, bagaikan Rumah Tampa pintu, bagaikan lantai yang dapat dikotori 

Ku ambil secarik kertas,  mencoret-coret isi hati , aku benci kepada dia yang pamit tampa pamrih , kau takkan mengerti bagaimana, menjadi secarik kertas, yang awalnya bersih menjadi kotor

Kau menjadi tinta buat selama-lamanya pikiran ku beradu domba, aku berjalan tampa arah, menanti senja yang di sambut lampu merah alun alun 

Secarik kertas ini tak dapat berbuat apa-apa hanya terdiam kaku, Tanpa mengenal perasaan kau dan aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline