Lihat ke Halaman Asli

Pernikahan dan Keluarga

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernikahan dan keluarga

Keluarga sangat sukar untuk didefinisikan. Selalu terdapat pengecualian untuk tiap unsur yang dapat dianggap penting. Oleh karena itu, keluarga didefinisikan secara luas sebagai orang – orang yang menganggap diri mereka terikat oleh hubungan darah, pernikahan, atau adopsi. Secara universal, pernikahan dan keluarga merupakan mekasnisme untuk mengatur pemilihan pasangan,mengesahkan pemerolehan keturunan, danmenetapkan warisan dan wewenang.

Para fungsionalis memepelajari fungsi dan disfungsikehidupan keluarga. Contohnya mencakup larangan hubungan sedarah dan bagaimana melemahnya fungsi keluarga akan meningkat kemungkinan terjadinya perceraian. Dan para teoritis konflik memepelajari bagaimana pernikahan dan keluarga membantu diabadikannya ketidaksetaraan sosial, khususnya penundukan terhadap perempuan. Perebutan kekuasaan dalam pernikahna, seperti yang menyangkut pekerjaan runah tangga, merupakan salah satu contohnya.

Para penganut interaksionisme simbolis mempelajari bagaimana perspektif yang bertentangan perihal laki – laki dan perempuan diselesaikan dalam pernikahan. Mereka menekankan bahwa hanya dengan memahami perspektif istri dan suami sajalah kita dapat memahami perilaku mereka. Unsur utama ialah cinta dan masa berpacaran, pernikahan, kelahiran, pengasuhan anak, dan keluarga dalam usia lanjut. Sebagian besar pemilihan jodoh mengikuti pola usia, kelas sosial, ras dan etnis dan agama. Kelahiran dan pola asuh anak pun beraneka ragam sesuai dengan kelas sosial.

Antara ras dan etnis dalam kehidupan keluarga merupakan pembeda utama dalam kelas sosial, bukan ras etnis. Keluarga dari kelas sosial yang sama cenderung bersifat sama, terlepas dari susuanan ras dan etnisnya. Tingkat percereina tergantung angka statistic yang anda pilih dan anda bandingkan, anda dapat menghasilkan angka apapun yang anda kehendaki, dari 50 persen hingga hanya 2 persen. Perceraian sangat susah bagi bagi anak – anak, yang masalah penyesuaina dirinya sering berlangsung terus sampai dengan mereka dewasa. Sebagian besar ayah yang bercerai tidak mempertahankan hubungan berkesinambungan dengan anak – anak mereka. Masalah financial biasanya lebih besar bagi para mantan istri. Meskipun sebagian besar orang yang bercerai menikah ulang, anhka pernikahan ulang telah menurun.

Ada 2 sisi kegelapan dalam kehidupan keluarga yaitu, sisi gelapnya adalah kekerasan penganiayaan pasangan, kekerasan terhadap anak, dan hubungan sedarah, tindakan yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan keluarga. Sisi terangnya ialah bahwa sebagian besar orang menganggap bahwa pernikahan dan kehidupan keluarga sebagai anugrah.

Yang menjadi masa depan kehiudupan keluarga adalah isaat kita dapat berharapbahwa kohabitasi, kelahiran pada perempuan lajang, usia pernikahan pertama, dan pengasuhan anak oleh kakek – nenek kan meningkat. Peningkatan jumlah perempuan dalam angkatan kerja akan cenderung menggeser keseimbangan kekuasaan dalam pernikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline