Lihat ke Halaman Asli

Merlin Geme Meda

Tulisan sendiri

Kebahagiaan dan Kesederhanaannya

Diperbarui: 16 Desember 2020   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok. Pribadi

Tulisan saya kali ini bukan cerpen bukan juga puisi. Ini adalah tulisan cerita kebahagiaan saya dan segala kesederhanaannya.

"BAHAGIA ITU SEDERHANA."

Kalimat singkat ini sering saya dengar dan sering juga saya baca di berbagai tulisan atau caption di media sosial.
Kalimat "bahagia itu sederhana" memiliki makna dan bahkan mampu membuat atau menghipnotis siapapun yang membaca untuk menyadari bahwa kebahagiaan memang bukanlah sesuatu yang sulit untuk didapatkan. 

Sesederhana kalimat "bahagia itu sederhana" cerita kebahagiaan yang akan saya bagikan juga sangatlah sederhana.

Cerita kebahagiaan saya yang pertama dalam tulisan saya kali ini masih berhubungan dengan tulisan artikel sebelumnya dengan judul "Bahagia itu Bersyukur." Jika belum baca tulisan terebut, sahabat Kompasiana boleh baca nanti setelah membaca artikel saya ini.

Apa yang saya syukuri sehingga menjadikan saya harus bahagia setiap hari?

Jadi saya punya kebahagiaan yang mendasar adalah saya punya prinsip bahwa "selama saya masih bisa menghirup dan menghembuskan nafas, selama itulah saya bahagia. Karena menurut saya, jika kita tidak ada nafas tidak ada kehidupan. 

Tidak ada kehidupan itu berarti tidak akan kita temukan berbagai jenis kebahagiaan-kebahagiaan yang lain selama saya hidup di dunia. Walaupun dalam hidup saya, selalu ada kesedihan karena kegagalan atau kekecewaan, saya selalu punya alasan untuk tetap bahagia karena itu. Kesempatan hidup itulah kesempatan untuk kita menemukan banyak kebahagiaan. 

Karena saya masih hidup, sekarang saya jadi lebih memahami bahwa di dalam hidup tidaklah selalu membahagiakan. Masalah-masalah hidup yang saya hadapi hanyalah bagian dari proses hidup saya. Masalah ada untuk mendewasakan saya atau menjadikan saya menjadi lebih baik. Jadi saya harus bersyukur atas kesedihan karena kegagalan yang pernah saya alami karena darinya saya mendapat pelajaran untuk menjadi berhasil. 

Bagaimana dengan sahabat Kompasiana, masihkah anda punya alasan untuk tidak bahagia setiap hari? Saya harap kalian semua juga sadar akan hal itu.

Oke kita lanjut yah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline