Lihat ke Halaman Asli

Merkyana Nancy Sitorus

Pejalan Pemerhati

Mencari Ketenangan di Pulau Pahawang, Lampung

Diperbarui: 19 Juli 2016   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto diambil oleh Boy Ardi Yunas. In frame : Pritha Aritonang dan MJ

“We travel not to escape life, but for life not to escape us.” – Anonymous

Bisa dipastikan setap orang punya rutinitas yang sama dari mulai bangun sampai dengan tidur lagi. Hal-hal yang berulang dilakukan, yang mungkin pada awalnya begitu menarik dan menantang, namun lama kelamaan menjadi biasa dan membosankan. Tanpa kita sadari, berangsur kita menjadi robot dan mulai tidak menemukan makna dari rutinitas kita tersebut. Padahal sesungguhnya, apa yang kita lakukan tersebut bermanfaat buat orang lain, yang membutuhkan jasa, produk atau informasi dari kita. Istilah mulianya itu “menyangkut hajat hidup orang-orang yang terhubung dengan kita”.

Lalu bagaimana kalau sudah jenuh dan mulai bosan dengan rutinitas tersebut? Berganti rutinitas mungkin menjadi salah satu pilihan. Entah itu berganti pekerjaan, berganti tempat tinggal, berganti komunitas atau mungkin yang extreme sekalian seperti berganti pasangan atau keluarga. Apapun, itu adalah pilihan setiap orang. Namun benarkah proses pergantian itu dapat dilakukan dengan mudah? Kita sendiri yang menjawabnyan dalam hati masing-masing, karena saya percaya setiap orang pasti punya jawaban yang berbeda satu sama lain, yang kalau kita sebutkan satu persatu tidak akan ada ujungnya.

Karena saya bukan orang yang gampang mendapatkan pekerjaan baru, bukan orang berduit buat gonta ganti tempat tinggal juga, dan ga gampang juga buat menemukan pasangan, maka saya memilih melakukan perjalanan di waktu senggang saya. Kali ini saya memilih untuk berkunjung ke Pulau Pahawang, Lampung.

Pulau ini memang sedang naik daun di kalangan para pejalan. Beruntung pada saat saya kesana (Desember 2015) suasana sedang sepi. Hanya ada beberapa grup selain kelompok saya. Kelompok saya juga cuma terdiri dari 5 orang saja.

Berbanding terbalik dengan kehidupan saya di Jakarta, disini saya beraktifitas dengan sangat santai. Snorkeling dengan underwater view yang indah, berlatih pernafasan dan teknik menyelam bebas sepuasnya dan sebisanya (kebetulan teman perjalanan saya punya skill yang cukup mumpuni buat melatih saya). Tanpa harus memenuhi target apapun.

Foto diambil oleh Boy Ardi Yunas. In frame Merkyana

Merapat ke daratan, kami makan siang dan bersantai ria. Memulihkan tenaga setelah snorkeling setengah hari dengan saling bercanda, minum kopi dan sekedar makan camilan yang disediakan warung di sepanjang pantai di Pulau Pahawang. Benar-benar pilihan tempat dan waktu yang pas untuk bersantai ria. Suasana pantai yang bersih sepanjang mata memandang merupakan nilai tambah tersendiri.

Foto diambil oleh MJ. In frame : Merkyana, Boy, Pritha dan Gaetano

Yah, saya memang harus meluangkan waktu untuk menenangkan dan memanusiakan diri. Untuk kemudian bersiap lagi untuk menjalani rutinitas sebagai bagian dari hidup yang juga memberikan manfaat bagi orang lain. Setidaknya, saat rutinitas mulai me’robot’kan lagi, mungkin saya akan berkunjung lagi ke pulau ini, untuk me’manusia’kan diri saya kembali. Ada yang mau ikut?

Foto diambil oleh MJ. In frame : Gaetano, Pritha dan Merkyana





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline