Lihat ke Halaman Asli

Meri Wahyu

Mahasiswa

Makna Kyai Indal Haqiqoh

Diperbarui: 12 April 2023   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbicara tentang Kyai, memang tak luput dari tiga komponen yang berkesinambungan yaitu santri, pesantren, dan kitab kuning. Dimana komponen tersebut menjadi pondasi berdirinya pondok pesantren.

Lebih luasnya, makna Kyai adalah seseorang yang memiliki pemahaman agama lebih atau pemuka agama yang memimpin sebuah pondok pesantren. Kyai menjadi jantung dari sebuah pesantren karena beliau menjadi pemimpin, pengasuh, pengelola serta pemilik tunggal sebuah pondok pesantren. Tanpa eksistensi Kyai, tidaklah berdiri lembaga pendidikan tersebut.

Figur Kyai menjadi penggerak dan pembentuk karakter bagi para santri. Hal tersebut mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional. Jadi, esensialnya kedudukan Kyai menjadi hal yang utama untuk sebuah pesantren. Itulah mengapa Kyai sangat dihormati keberadaannya.

Definisi Kyai dulu dan sekarang jauh berbeda. Dulu julukan Kyai disandang oleh orang yang ‘alim allamah’ yang mempunyai akhlak baik dan memiliki pemahaman syariah.Tidak disebut Kyai kecuali yang memiliki ilmu yang banyak dan merupakan seorang sufi yang mampu mengamalkan semua ilmu-ilmunya. Namun, sekarang Kyai menjadi julukan umum. Semua bisa dijuluki sebagai Kyai tapi tidak dengan ‘makna Kyai’ itu sendiri. Itulah penjelasan langsung dari beliau Al Maghfurilah KH.M.A Sahal Mahfudh pada tahun 2007.

Dalam proses pendidikan, seorang Kyai memiliki peran sebagai pertama, Mudarris. Yaitu sebagai guru yang menyampaikan penjelasan kitab yang dikaji kepada para santri; kedua, Muallim yang memiliki segudang ilmu dan fokus pada pembentukan karakter santri; ketiga, Mursyid menunjukkan Kyai sebagai pituduh bagi para santri.

Dalam kitab Ta’limul Muta’allim karangan Syekh az zarnuji ada tiga orang tua yang harus ditaati dan dihormati, yaitu Abul Jasad sebagai orang tua kandung, Abu Ruh sebagai Guru, dan Abu Sa'adah yaitu. sebagai mertua jikalau sudah menikah. Dalam hal ini, sudah jelas bahwa guru menjadi peranan penting bagi seorang murid atau santri. Sementara itu, menurut Martin Van Bruinessen bahwa Kyai memainkan peranan lebih dari seorang guru. Dia bertindak sebagai seorang pemimpin spiritual bagi mereka yang taat dan pemberi nasihat dalam masalah kehidupan pribadi mereka.

Tidak banyak dari kita yang mengetahui lebih detail tentang asal kata kyai , menurut Al mukarrom KH.Aniq Muhammadun pengasuh pondok Pesantren Mambaul Ulum Pakis,Pati.Kata kyai berasal dari bahasa Arab yaitu ق (qi) asal kata fiil amar yang artinya jagalah, dari fiil وقى يقي وقاية (waqo -yaqi-wiqoyatan ),kata tersebut keluar dari umat terdahulu yang mana anaknya orang kampung di ajarin ngaji oleh kyai waktu itu, jadi orang kampung saling mendoakan dengan lafadz قي يا إلهي (qi ya ilahi) yang artinya ‘jagao penjenjangan duh pengeran insun’ lafadz tersebut disingkat menjadi qiyai .Jika dicari didalam kamus tidak akan pernah ada lafadz kyai karena lafadz tersebut muncul dari umat terdahulu dan sekarang lebih populer dengan sebutan Kyai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline