Sepintas saya sepakat jika diterapkan aturan bahwa ekstrakurikuler Pramuka tidak wajib lagi diikuti oleh siswa-siswi baik itu di tingkat dasar maupun menengah pertama hingga menengah atas.
Sebagai seorang murid, tentunya kita berhak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan pengembangan diri yang benar-benar sesuai dengan kapasitas, minat juga bakat.
Meski begitu, saya mengakui eksul pramuka ini lumayan seru untuk diikuti walaupun saya sempat merasa tersiksa dengan berbagai kegiatannya. Enjoy it, saya mengikut saja apa yang sudah diarahkan pihak sekolah. Ini dia sekilas cerita saya bersama pramuka wajib.
Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib pernah saya ikuti ketika masih bersekolah tingkat SMA. Sebelumnya sudah ada dua ekskul wajib yaitu Rohis (Rohani Islam) dan English Club, ketambahan pramuka jadi berjumlah tiga.
Selain itu, kami juga wajib mengambil ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, saat itu saya mengambil Olimpiade Matematika. Jadi total ada 4 ekstrakurikuler yang harus diikuti siswa setiap pekannya.
Menurut saya sih kebanyakan dan membuat kami kesulitan untuk fokus. Tapi ya namanya murid sudah semestinya menurut saja terhadap berbagai kebijakan yang telah ditetapkan sekolah.
Foto di atas diambil ketika saya mengikuti salah satu dari agenda ekstrakurikuler pramuka wajib, yaitu perkemahan yang diadakan pada hari Sabtu hingga Minggu atau yang disingkat dengan Persami.
Nah, Persami ini untuk pertama kalinya diadakan di halaman sekolah melibatkan seluruh siswa dari kelas X hingga XI pada tahun 2014 semester genap. Kelas XII tidak diikutsertakan mengingat mereka sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan sekolah dan nasional.
Saat itu saya baru duduk di kelas X. Kami yang sedang mengikuti agenda Persami tersebut berjumlah lebih kurang 200 siswa/siswi.
Kegiatan yang diagendakan pada Persami ini sebenarnya sama saja dengan perkemahan anak pramuka pada umumnya. Namun, tidak semua dari kami mempunyai latarbelakang pernah mengikuti pramuka sebelumnya.
Sehingga tidak sedikit dari kami akhirnya mengalami kesulitan untuk mengatasi beberapa urusan seperti mendirikan tenda, mencari kayu bakar dan lainnya.