Masalah gigi seperti karies gigi, gigi berlubang, dan bau mulut sering terjadi pada anak-anak, dan jika dibiarkan berlanjut atau tidak segera ditangan akan menimbulkan infeksi pada mulut dan mengakibatkan rasa sakit pada gigi. Anak yang tidak diajarkan menggosok gigi sejak dini oleh orang tua dapat mengakibatkan kesadaran anak kurang dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi. Hal tersebut dapat dengan mudah menyebabkan anak terkena risiko penyakit gigi.
Sikat gigi minimal dilakukan dua kali sehari dengan pasta gigi berfloride untuk dapat mengurangi pertumbuhan dan mencegah timbulnya plak. Namun, anak usia sekolah banyak yang belum memahami cara merawat dan menggosok gigi yang baik dan benar dikarenakan kurangnya pengetahuan, perhatian, dan kesadaran diri sendiri serta orang tua dalam membiasakan anak menggosok gigi secara benar dan tepat waktu. Edukasi kesehatan gigi adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi serta meningkatkan kesehatan gigi pada anak usia sekolah dasar.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka Membangun Desa (KKN MBKM-MD) Universitas Negeri Malang melakukan edukasi terhadap anak usia sekolah terkait pentingnya menggosok gigi dengan baik dan benar. Edukasi dilaksanakan di MI KH. A Thohir Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang dengan sasaran siswa kelas satu hingga tiga. Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal 17-18 Oktober 2022. Tujuan dari pengabdian ini, diharapkan siswa dan siswi mengerti bagaimana langkah-langkah menggosok gigi yang benar, pemilihan alat gosok gigi yang baik, dan frekuensi menggosok gigi.
Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi kesehatan gigi dan demonstrasi menggunakan alat peraga gigi cara menggosok gigi yang baik dan benar. Setelah pemberian materi, dilanjutkan dengan kegiatan praktik. Siswa dan siswi mempraktikkan cara menggosok gigi yang telah disosialisasikan di halaman sekolah.
Sebelum diberikan materi tentang kesehatan gigi, tingkat pengetahuan siswa terhadap menggosok gigi cukup dan sebagian masih ada yang pengetahuannya kurang. Khususnya pengetahuan mengenai waktu yang tepat untuk menggosok gigi, gerakan menggosok gigi, dan akibat tidak menggosok gigi. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar anak sudah menggosok gigi dua kali sehari tetapi waktu dalam menggosok gigi masih kurang tepat, yaitu bersamaan dengan mandi pagi dan sebelum tidur.
Jika anak menggosok gigi sebelum sarapan, ada rentang waktu lama membiarkan gigi kotor karena sisa-sisa makanan. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan plak. Sebaiknya, mereka menggosok gigi setelah sarapan, sehingga gigi tidak dalam kondisi kotor dalam waktu yang lama.
Siswa siswi kelas satu hingga tiga MI KH. A Thohir sangat antusias mengikuti kegiatan program Edukasi Kesehatan Gigi dengan Metode Demonstrasi Terhadap Praktik Menggosok Gigi. Mereka memperhatikan dan memahami materi dengan seksama dan tertib serta melakukan praktik menggosok gigi dengan baik dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H