Lihat ke Halaman Asli

Maria Yasinta Deme

accounting lecturer

Perjalanan Menjadi Dosen yang Dicintai: Belajar dari Pangalaman Menghadapi Dosen Killer

Diperbarui: 12 Juli 2024   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bayang-Bayang "Dosen Killer"

Masa kuliah adalah fase transformatif dalam hidup, di mana kita tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Namun, perjalanan ini tak selalu mulus. Salah satu tantangan yang sering menghantui mahasiswa adalah sosok yang dikenal sebagai "dosen killer."

Saya masih ingat jelas bagaimana perasaan cemas dan takut menyelimuti saya setiap kali harus berhadapan dengan dosen seperti itu. Ada dosen yang terkenal dengan standar penilaiannya yang sangat tinggi, yang membuat tugas dan ujian terasa seperti rintangan yang tak mungkin diatasi. Ada juga dosen yang gemar memberikan komentar pedas dan merendahkan, yang membuat semangat belajar kami luntur.

Namun, yang paling menakutkan adalah dosen yang dikenal suka "membuang" atau mencoret skripsi mahasiswa tanpa memberikan penjelasan yang memadai. Perasaan putus asa dan ketidakberdayaan menyelimuti kami saat berbulan-bulan kerja keras seolah lenyap begitu saja. Kami merasa tidak dihargai dan tidak didengar.

Pengalaman-pengalaman ini meninggalkan luka yang dalam. Tak sedikit mahasiswa yang mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi akibat perlakuan dosen yang tidak adil dan tidak manusiawi. Beberapa bahkan sampai memutuskan untuk berhenti kuliah karena merasa tidak mampu lagi menghadapi tekanan tersebut.

Mimpi Menjadi Dosen yang Berbeda

Di tengah kegelapan, secercah harapan muncul. Saya bertekad untuk menjadi dosen yang berbeda, dosen yang dicintai dan dihormati oleh mahasiswanya. Saya ingin menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, di mana mahasiswa merasa aman dan nyaman untuk belajar dan berkembang.

Saya mulai dengan belajar dari pengalaman saya sendiri dan pengalaman teman-teman saya. Saya membaca buku-buku dan artikel tentang pedagogi, psikologi pendidikan, dan komunikasi efektif. Saya juga mengikuti berbagai seminar dan workshop tentang pengembangan diri dan kepemimpinan.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami bahwa menjadi dosen yang baik tidak hanya tentang penguasaan materi pelajaran, tetapi juga tentang kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa. Saya belajar untuk mendengarkan dengan empati, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memotivasi mahasiswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Saya juga menyadari bahwa penting untuk memiliki standar penilaian yang jelas dan adil. Saya berusaha untuk memberikan tugas dan ujian yang menantang namun tetap relevan dengan tujuan pembelajaran. Saya juga memberikan penjelasan yang detail tentang kriteria penilaian dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki kesalahan mereka.

Mewujudkan Mimpi Menjadi Kenyataan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline