Lihat ke Halaman Asli

Maria Yasinta Deme

accounting lecturer

Jodohku di Balik Cakrawala

Diperbarui: 7 Juli 2024   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari senja melukis langit dengan warna-warna jingga keemasan, menciptakan siluet dramatis di balik awan yang berarak. Dari jendela apartemennya yang terletak di lantai dua puluh, Aisyah menatap pemandangan kota yang mulai bermandikan cahaya lampu. Namun, keindahan panorama itu tak mampu mengusir rasa sepi yang menggerogoti hatinya.

Aisyah, seorang penulis lepas berusia 28 tahun, telah lama memimpikan cinta sejati. Ia membayangkan seorang pria yang akan menjadi pelabuhan hatinya, tempat ia berbagi suka dan duka, mimpi dan harapan. Namun, takdir sepertinya punya rencana lain. Semua pria yang ia temui sejauh ini belum ada yang mampu menyentuh hatinya.

"Mungkin jodohku memang sangat jauh," gumamnya lirih, sambil menghela napas panjang. Ia sudah sering mendengar ungkapan itu, tapi baru kali ini ia benar-benar merasakannya.

Kehidupan Aisyah berjalan seperti biasa. Ia menulis artikel, mengurus blog pribadinya, dan sesekali bertemu dengan teman-temannya. Namun, di balik rutinitas itu, ia tak pernah berhenti berharap untuk menemukan belahan jiwanya.

Suatu hari, saat ia sedang asyik menulis di sebuah kafe, seorang pria asing duduk di meja sebelahnya. Pria itu memesan secangkir kopi dan kemudian mengeluarkan laptopnya. Aisyah melirik sekilas dan menyadari bahwa pria itu sedang membuka situs web yang sama dengan yang sedang ia kerjakan.

Rasa penasaran mengalahkan rasa malunya. Aisyah memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Permisi, apakah Anda juga seorang penulis?" tanyanya dengan sopan.

Pria itu mendongak, tersenyum ramah, dan menjawab, "Ya, saya seorang penulis lepas. Nama saya Farhan."

Percakapan pun mengalir begitu saja. Mereka bertukar cerita tentang pengalaman menulis, buku favorit, dan impian-impian mereka. Aisyah merasa nyaman berbicara dengan Farhan. Ia merasa seperti sudah lama mengenal pria itu.

Setelah beberapa jam, mereka berpisah dengan janji untuk bertemu lagi. Aisyah pulang dengan hati berbunga-bunga. Ia merasa telah menemukan seorang teman yang bisa ia ajak berbagi.

Pertemuan-pertemuan berikutnya semakin mempererat hubungan mereka. Aisyah dan Farhan sering menghabiskan waktu bersama, baik untuk menulis, berdiskusi, atau sekadar berjalan-jalan. Mereka saling mendukung dan menginspirasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline