Pemandangan sekitar diawali dengan rindangnya pohon dan sejuknya udara di gunung. Namun dibalik keindahan tersebut, terbentang lautan sampah. Dan disanalah letak TPA Sarimukti, tempat pembuangan akhir wilayah Bandung dan sekitarnya.
TPA Sarimukti berfungsi sebagai penampungan sampah dari 4 wilayah yaitu kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Prinsip sanitary landfill yaitu sampah ditumpuk dan dipadatkan lalu diratakan oleh alat berat kemudian ditumpuk kembali oleh tanah. Sebanyak 3000 ton sampah diperkirakan memasuki TPA selama sehari. Namun sayangnya, sampah tidak dipilah kembali dan disatukan semua. Ada pun pengolahan sampah organik untuk pembuatan kompos dan biogas.
Melihat keadaan TPA yang hampir overload, maka diperlukan tindakan keras dalam pengelolaan sampah apalagi untuk meminimalisir produksi sampah dari warga.
Salah satu contohnya yaitu Parongpong, yaitu start up pengolahan sampah yang memiliki tujuan zero waste to landfill. Parongpong bekerja sama dengan PT Guna Olah Limbah mencipatkan reaktor hydrothermal. Hydrotermal merupakan alat untuk melunakkan semua jenis sampah dengan cara memanaskannya dan memberi tekanan.
Proses hydrothermal melibatkan temperatur, tekanan dan gerak mekanik dengan waktu tertentu. Hasil dari proses ini dapat menghasilkan bahan bakar padat dan fluida serta kompos, . Kelebihan hydrothermal yaitu dapat memproses berbagai jenis sampah tanpa perlu dipilah dahulu seperti reaktor pyrolisis. Keunggulan lainnya yaitu reaktor ini cocok untuk lingkungan Indonesia dimana mayoritas sampah tidak dipilah kembali melainan tercampur. Proses ini pun tergolong cepat karena hanya membutuhkan 3 jam.
Namun, tujuan zero waste ini tidak dapat dicapai sepenuhnya tanpa dukungan dari masyarakatnya sendiri. Banyak yang dapat dilakukan seperti mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai, memilah sampah kemudian menyetor ke bank sampah dan mendaur ulang sampah. Mari wujudkan bersama demi Indonesia bebas sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H