Bila segala hal untuk memulai bisnis sudah siap, segeralah anda menetapkan “hari baik” untuk memulai bisnis. Menetapkan hari untuk memulai bisnis memiliki makna ganda. Pertama, menuntut kita lebih cepat dalam membuka bisnis yang kita cita-citakan. Kedua, memudahkan kita melakukan strategi promosi.
Hari baik yang saya maksud tidak ada hubungannya dengan mistik. Memang, dimasyarakat kita, banyak orang mau buka warung harus datang ke “orang pintar” untuk meminta kapan hari yang tepat untuk buka warung. Mereka percaya dengan hitungan orang pintar tersebut, kelak rejeki dari warung tersebut akan lebih lancar.
Lepas dari apakah hari baik itu ditetapkan oleh Mbah Dukun atau oleh diri sendiri, saya melihat ada hal positif dari penetapan hari baik, yaitu kita menjadi punya target kapan warung kita akan mulai buka.
Mari kita menetapkan hari tanpa Mbah Dukun. Tetapkan saja hari kapan yang pas untuk buka warung. Dengan cara itu, kita didesak untuk segera memulai buka warung. Perlu anda ingat baik-baik, kalau anda sudah menyusun rencana membuka bisnis, kemudian tidak ada situasi yang mendesak anda untuk segera memulai, kemungkinan anda akan menemukan banyak alasan untuk menunda bisnis anda. Anda akan menemukan situasi yang seolah-olah menyuruh anda untuk tidak memulai bisnis sesegera mungkin, umpamanya harga BBM naik, hujan turun terus-menerus, ada gejolak politik dan sebagainya.
Dalam pengalaman saya membuka usaha warnet, hari baik adalah hari libur, karena tingkat keramaian warnet yang segmennya anak-anak di kompleks perumahan akan meningkat tajam manakala hari Sabtu, Minggu dan hari Libur. Tahun lalu ketika saya mau buka warnet di Bekasi, saya mulai mencari hari yang pas untuk mengawali pembukaan bisnis warnet ini.
Saya memulai “action” mempersiapkan warnet bulan Juli 2007. Hitung punya hitung, akhirnya saya seperti menemukan wangsit, menemukan tanggal yang menurut saya sangat baik, yakni bertepatan dengan Hari Proklamasi 17 Agustus 2007. Timbul pertanyaan dalam benak saya, apa mungkin tanggal 17 agustus bisa buka, sedangkan persiapan belum matang.
Saya coba diskusikan kepada semua tim dan mitra saya. Saya tidak menanyakan apakah bisa buka tanggal 17 atau tidak, melainkan : “bagaimana caranya supaya tanggal 17 agustus bisa buka”. Kelihatannya pertanyaan tersebut nyaris sama padahal dampak dari pertanyaan seperti itu sangat berbeda.
Pertanyaan bisa atau tidak mengundang jawaban tidak bisa, sedangkan pertanyaan bagaimana caranya agar bisa buka tanggal 17 agustus, jawabannya adalah cara-cara bagaimana agar bisa buka, bukan jawaban “bisa atau tidak bisa”.
Maka sejak mencanangkan tanggal 17 Agustus sebagai hari baik pembukaan warnet, segala sumber daya diarahkan agar tanggal tersebut warung sudah buka. Dan akhirnya, dengan segala daya upaya, saya menemukan cara untuk mulai buka warnet, persis tanggal 17 agustus 2007.
Jelas bahwa untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan upaya berkeringat plus inovasi yang memungkinkan tanggal 17 bisa buka warnet, tentu saja tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Bahkan di tengah himpitan untuk mencapai target, tim saya malah akan mendapat pertolongan dari berbagai penjuru.
Ketika mau membuat meja komputer untuk warnet, saya malah mendapat penawaran meja bekas warnet yang kondisinya masih sangat bagus, dan harganya terjangkau. Untuk melakukan promosi awal, tim saya juga berhasil memperoleh spanduk gratis dari sebuah perusahaan pemegang lisensi games online. Dukungan muncul dari sana-sini. Ada yang membantu memilih warna cat dinding yang sesuai untuk segmen pasar remaja, ada yang mempersiapkan jaringan koneksi dan sebagainya. Hingga akhirnya, tanggal 17 Agustus anak-anak sekolah berdatangan untuk mencoba warnet baru yang saya dirikan. Sungguh bersyukur, ketika semua berkonsentrasi untuk mencapai target 17 agustus, semua punya energi yang luar biasa untuk mencapainya.
Bayangkan, seandainya saya tidak menetapkan tanggal pembukaan warnet, mungkin warnet baru bisa beroperasi 1 bulan kemudian.
Inilah yang mungkin disebut fenomena Mestakung oleh Prof. Yohanes Surya. Mestakung singkatan dari Semesta Mendukung. Menurutnya, dalam kondisi kritis, manusia dapat melakukan banyak hal yang jauh di atas kemampuan normal. Umpamanya, saat dikejar seekor anjing galak, seorang anak dapat lari 2 kali lebih cepat dari biasanya. Seorang ibu bisa memiliki keberanian menerobos kobaran api untuk menyelamatkan anaknya dari kebakaran rumah. Para prajurit Indonesia yang melawan penjajah, mampu berjalan ratusan kilometer dengan kondisi perut lapar.
Sebuah eksperimen fisika menunjukan, pada tekanan sekitar 218 tekanan udara normal dan suhu 374 derajat celcius, air berada pada kondisi kritis. Pada kondisi ini wujud air tidak bisa dibedakan antara cair dan gas. Jika sistem ini diganggu sedikit saja (misal dengan menaikan suhu sedikit saja), secara serentak, seluruh molekul mengatur dirinya merubah wujud air menjadi gas. Mestakung mengubah kondisi kritis, mengubah air menjadi gas dalam seketika. “Dalam fisika kejadian ini disebut fenomena kritis (critical phenomena),” kata Surya.
Alam semesta, kata Surya, telah didesain oleh Sang Pencipta sedemikian rupa sehingga mampu membantu kita keluar dari kondisi-kondisi kritis. Semesta mempunyai cara-cara yang unik (melalui self organizing atau pengaturan diri) untuk membantu kita melewati masa-masa sulit ini. “Jangan takut dengan keadaan kritis, bahkan untuk mencapai sukses, anda harus berani menciptakan keadaan kritis. Alam semesta selalu mendukung siapapun yang ingin melepaskan diri dari kondisi kritis,”kata Yohanes Surya.
Kembali ke soal hari baik. Dengan kita menetapkan target kapan dimulainya bisnis, kita akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunda-nunda lagi. Percayalah, semesta akan mendukung pencapaian cita-cita anda. Maka segeralah tetapkan Hari Baik anda untuk memulai bisnis.
http://www.ahlinaskahpidato.wordpress.com
http://www.bambang-suharno.blogspot.com
bambangsuharno@telkom.net telp.021.70228877
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI