Lihat ke Halaman Asli

Shalat adalah Tiang Agama

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika kita menganalogikan Shalat sebagai Tiang, maka analogikanlah agama sebagai bangunan. Maka yakinilah, bahwa sebuah bangunan akan memiliki beberapa jenis tiang sebagai penyangga. Jika tiangnya sudah lengkap maka bangunan itu akan bisa berdiri.

Janganlah merasa aneh, kalau tiang yang berada didalam bangunan, yang benar-benar menyangga inti bangunan, biasanya tidak kelihatan seolah-olah bangunan itu tidak bertiang didalamnya.

Dan merasa anehlah, jika ada sebuah bangunan, hanya tiang-tiangnya saja yang kelihatan. Sedangkan bangunan itu sendiri tidak bisa melindungi sang penghuni dari terik panas dan lebatnya hujan.

Ada sebuah cerita, dari anak seorang pimpinan sebuah pesantren di Citayam Bogor. Sang ayah sudah meninggal dan maha besar Tuhan mata hati si anak tersebut telah terbuka. Maka dengan bantuan seseorang ia pun diantar untuk melihat kondisi ayahnya di alam kubur. Si anak pun heran, kenapa sang ayah yang sepengetahuan dia selama dalam hidupnya tidak pernah meninggalkan shalat tetapi saat ini dalam keadaan tersiksa di alam kuburnya. “kenapa ayah dalam keadaan seperti ini, bukankah ayah tidak pernah meninggalkan shalat?”, maka jawab sang ayah “aku tidak pernah melakukan shalat, yang suka shalat adalah itu (sambil menunjuk jasadnya yang telah terkubur)”.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline