Lihat ke Halaman Asli

Kembara Lamunan

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411566643511614107

[caption id="attachment_361457" align="aligncenter" width="300" caption="Illustrasi: Shutterstock"][/caption]

________________________________

@ Sedang apa kamu?

Entah, tiba-tiba saja memori masa lalu menyergap, tanpa peringatan awal.

Aku terharu biru rindu pada sepupuku, namun ia tinggal jauh di sana, di sebuah kota kecil di Jawa Timur.

Rindu membaca komik-komik Indonesia bersamanya di kala itu.

Setelah melalap habis komik bergambar sembari bersila di lantai, ‘kan kita tinggalkan begitu saja mereka tergeletak berceceran. Mengundang omelan ibu dan bibi, pasti jika melihatnya.

Kemudian kita menuju lapangan sebelah rumah.

Di sore hari dengan angin semilir, tentu banyak yang bermain layang-layang di sana.

Ah, jenis dolanan yang tak sesuai gender kami, maka pilihan terindah adalah merebahkan diri pada karpet alam menghijau.  Rumput.

Mencugatkan kepala masing-masing , meminati bentuk awan yang paling menarik.

Langit biru lazuardi terus membentang.

Burung gereja mencicit, melukis kanvas angkasa hingga ke ujung hati yang lapang.

Pembiaran alam atas tawa-tawa riang kita.

________________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline