Lihat ke Halaman Asli

Andayo Ahdar Notes

menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

Personifikasi Kancil, Harimau dan Buaya

Diperbarui: 6 September 2022   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: aaronshep.com

Dongeng Anak Negeri Masa Kini ????

Dongeng adalah sebuah kisah yang biasa diperdengarkan oleh orang tua kepada anaknya saat usia dini.  Sebagai pengantar tidur, pengantar untuk membangun komunikasi kepada anaknya. 

Beragam kisah dalam dongeng. Namun ada yang sama serta menyeluruh di seantero nusantara dan belahan bumi khususnya melayu. Kancil dan buaya, Harimau dan Kancil. Dua kisah tersebut merupakan trending topik dongeng yang tak lekang oleh waktu. Bahkan di audio visualisasikan ke dalam buku dan film. 

Kisah antara Protagonis dan antagonis. Kancil serta  Buaya dan Harimau yang menjadi tokohnya. Selain itu dongeng legenda. Dewasa ini, dongeng juga mengalami modifikasi yang mengambil alur kisah kehidupan sehari-hari yang sifatnya mengedukasi. Dan bahkan dongeng pun bisa dinikmati oleh orang dewasa. Namun dari sekian kisah dongeng. Dongeng Kancil Versus Buaya atau Harimau yang paling mendominasi dan mengenangkan. 

Personifikasi Kancil, Buaya dan Harimau bersifat  semiotik. Kancil sebagai hewan kecil namun cerdik pandai, Buaya dan Harimau sebagai Hewan Buas, berkuasa dan pemangsa.  Kecerdikan si kancil mampu mengalahkan mereka. Ide atau gagasan tentang kancil yang cerdik disebabkan Kancil merupakan salah satu hewan yang 'jago dalam berakting'. 

Kelebihan hewan kecil ini, mampu berpura-pura mati apabila bertemu dengan hewan pemangsa. Mungkin itulah yang melatar belakanginya sebagai pemeran utama tokoh dongeng.  Untuk Buaya dan Harimau karakternya sudah masyhur diketahui sebagai predator. Dan untuk ukuran kancil, sekali lumat saja bisa habis terkoyak oleh mereka.

Kehadiran para tokoh dongeng tersebut menjadi khasanah literasi lisan, tulisan dan bahkan merambah pada film. Spirit kisah mereka mengilhami manusia untuk bertindak cerdik laksana Kancil, buas, sok kuasa,curang dan Serakah Laksana Buaya dan Harimau. Dan ending kisahnya kecerdikan mengalahkan kecurangan dan kecerobohan.  

Namun bila melihat kondisi kekinian ummat manusia sang pembuat dongeng bisa menjadi bertolak belakang dan bahkan merangkum kesemua sifat fabel itu. Pada suatu masa berlaku laksana kancil, di lain hari berlaku Buaya dan Harimau. Dan yang menjadi problem ketika sosok Kancil ingin tampil sebagai penguasa dan menindas Buaya dan Harimau. Hal yang sangat mungkin terjadi. Apatah lagi hal tersebut sudah biasa ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kecerdikan berubah menjadi kelicikan dan ambisi untuk menguasai. Maka Buaya dan Harimau pun bisa mengambil semangat dan ide-ide sang Kancil. Dengan kata lain mereka bersatu membentuk koalisi untuk mencapai tujuan hidupnya. 

Sungguh, hal ini sangat bisa terjadi, Korupsi misalnya. Korupsi yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi ide serta tim untuk melakukannya. Halus tak tertdeteksi namun menyengsarakan banyak pihak. Selain itu menjadikan kekuasaan sebagai tameng untuk mengokohkan diri serta menutupi setiap tindak tanduknya yang meresahkan, bengis, kejam meski bergerak dalam lembut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline