Lihat ke Halaman Asli

Andayo Ahdar Notes

menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

Belajar Agama Perhalus Akhlak, Tebalkan Iman

Diperbarui: 31 Mei 2022   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumpu; Rehat setelah Tahsin Alqur'an (perbaiki Bacaan Alqur'an)/dokpri

Hal yang paling membahagiakan ketika berkumpul dengan orang-orang yang baik. Bersama dalam ragam dan pola membicarakan kebaikan. Duduk bersama dalam majelis ilmu. Meski tidak banyak, sekitar belasan orang saja. Hadir memberi ketenangan dan kesejukan walau canda kadang menerpa. Semua larut dan khusyuk mendengarkan taushihah yang disampaikan sang Ustadz (Murabbi). Larutnya garam ataupun gula mampu memberi rasa pada air dalam wadah. Selarut itu pula. Larut dalam meraih kebaikan-kebaikan untuk meningkatkan keimanan dan istiqamah dalam jalanNYA. 

Rutinitas pekanan berupa bimbingan rohani dalam wadah yang disebut liqo, Liqo berarti berkumpul bersama membentuk Halaqah (lingkaran) lalu duduk. Duduk bersama membicarakan perkara ilmiah khususnya Dinul Islam. Dan lebih terkhusus lagi Tsaqafutul Islamiyah. Mempelajari tentang pemahaman unsur-unsur pokok ajaran Islam terutama Aqidah dan konsep pemikiran serta pandangan hidup menurut atau sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Semua itu terlaksana dan terangkum secara sistematis kemudian majelis ilmu  disebut Tarbiyah, 

Tarbiyah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk lebih mendekatkan kita kepada agama dan menjadikannya sebagai prioritas hidup dan bukan menjalaninya di sisa waktu.  Ragam kegiatan seperti : Tahsinul Qur'an (memperbaiki bacaan Alqur'an), penjelasan awal tentang adab-adab bermajelis dan menuntut ilmu. Kemudian materi yang akan disampaikan. Materi yang disampaikan adalah materi tauhid, fiqih seputar kehidupan sehari-hari, serta isu-isu global. 

Salah satu isu global yang menjadi masalah adalah isu yang menerpa ummat Islam. Yaitu Terorisme. Paham yang sangat tidak bersesuaian dengan ajaran yang benar.isu ini berdampak kepada mereka yang belajar dengan sungguh-sungguh namun disamaratakan dengan teroris. Sungguh hal yang miris. Begitulah image yang berkembang. Padahal salah satu yang bisa membentengi diri dari hal yang nista itu, (teroris) adalah belajar agama dengan benar. Bukan belajar tanpa dasar ilmu (tidak berdalil) yang benar. Hanya didasari oleh hawa nafsu belaka. 

Fenomena lain dan juga merupakan isu penting adalah maraknya ummat Islam yang meninggalkan ajaran yang benar. Dan bahkan murtad. Di sisi lain jauhnya pemahaman yang benar membuat cara berpikir liar dengan memahami Islam berdasarkan akal dan hawa nafsunya. Maka tak terbendunglah pemahaman yang melenceng. Seperti sekulerisme, liberalisme, komunisme serta ajaran yang sesat dan menyesatkan. Maka tak heran ummat Islam selalu saling serang terhadap sesamanya. 

Liqo (Halaqah Tarbiyah) atau Kajian keIslaman merupakan jalan untuk me-refesh cara berpikir dalam memahami sesuatu yang benar bukan mengajak kepada kebathilan. Sebuah pepatah "Tak kenal, maka tak sayang". Maksudnya karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya belajar Islam dan antipati yang berimbas enggan untuk belajar. 

Mereka lebih memilih asyik duduk sambil senyum sendiri, kening berkerut serta melepaskan panah komentar tajam menembus qalbu yang mendatangkan perih hanya dalam beberapa gerakan jari jemari saja. Tanpa mereka sadari waktunya habis hanya untuk itu.  Hilangnya cara berpikir positif dalam melihat persoalan membutakan mata hati dan tipisnya nalar ilmiah.  Larut dalam ketidak pastian dan memasukkan hal yang tidak benar dan absurd dalam penyampaiannya. Maka benarlah sebuah hadist tentang perihal tersebut yakni Qiila wa Qaala.

"Sesungguhnya Allah membenci untuk kalian qiila wa qoola (katanya katanya), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta."(HR. Muslim dan Ahmad). 

Untuk lebih mengefisienkan hidup dengan kegiatan postif dan bermanfaat dan bermartabat. Contoh yang konkrit adalah mendatangi majelis limu. Demi untuk memperhalus akhlak dan mempertebal Iman tanpa menghakimi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline