Lihat ke Halaman Asli

Andayo Ahdar Notes

menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

Lebaran Idul Fitri 1443H Kali ini

Diperbarui: 3 Mei 2022   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selepas magrib, jamaah masjid masih berkumpul dimasjid. Mereka memang menunggu waktu shalat Isya sembari mencari kabar hasil sidang isbat. Penentuan kapan jatuhnya 1 syawal 1443 H. walhasil. 1 syawal 1443 H ditetapkan. Persis di harii Pendidikan, 2 Mei 2022. Kemudian selepas Shalat isya. Takbir berkumandang menggelegar. Allahu Akbar,Allahu Akbar, Allahu Akbar. Walillahi Ilhamd

Kumandang takbir selalu sama setiap idul fitri dn idul adha. Gaungnya membawa spirit Bahagia dan kemenangan bagi setiap insan yang mendengarkannya. Terdengar indah penuh cinta. Idul fitri berarti lebaran. Bermakna  berkumpul, makan Bersama, maaf-maafan, senda gurauan dan keceriaan yang begitu dalam. Terbayang wajah -wajah berseri menyambut kemenangan itu. Namun lebaran kali ini, tidaklah sama dengan masa-masa lebaran yang lalu.

Kumandang takbir yang mengalun indah itu. Menambah keriduan yang begitu dalam dan semakin dalam. Riuh seketika menjadi khusyuk dalam hening beriring derai air mata yang tumpah. Menitipkan haru. Menerawang cakrawala pada tahun-tahun yang berlalu menapaki kisah. Kembali embun disudut mata jatuh mengelopak menegikuti kontur wajah kusam. Terjeda seraya melamunkan kehadiran orang-orang yang telah mengisi hidup kami dengan kasih sayang sert perjuangannya. 

Mama dan Bapakku, orang tua yang telah membesarkan  hingga memebersamai kami serta menyaksikan anak-anakny berumah tangga dan mempersembahkan cucu baginya.Namun terhenti pada tahun lalu. Bapak kembali kepangkuan ilahi pada bulan Agustus 2021 dan Mama menyusul  desember di tahun yang sama.  Mereka telah memenuhi ketetapanNYA.  Kami, anak-anaknya pun mersakan hal yang sama. Rindu yang tak terkira. Apalagi memandang potret rumahnya yang lengang. 

Rumah yang selalu dikunjungi oleh sanak saudaranya selepas shalat Id.  Bermaafan, bernostalgia dan berbagi kisah serta suguhan khas lebaran. Ayam goreng.kari, bura, tumbuh, ketupat, kampalo. Mereka adalah sekumpulan masakan dari beras yang dibentuk sedemikian rupa. Hanya doa selalu membasahi bibir berpadu derai air mata buat mereka yang mendahulu kami. Orangtua, mertua, bibi, paman, nenek serta kakek dan nenek ( paman dan bibi ibuku)  yang berpulang dalam waktu yang saling bertautan. Dan tentunya para sanak keluarga serta kerabat.

 

 "Ya Rabb kami, berilah ampun kepadaku dan kedua orang tuaku serta seluruh orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)"

(QS. Ibrahim: 41)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline