Lihat ke Halaman Asli

Andayo Ahdar Notes

menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

Yang Tersisa dari Perjalanan Sebulan di Hutan Wana

Diperbarui: 16 Januari 2022   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Setelah beberapa bulan lebih kematian Orangtua kami. 28  Agustus 2021, Bapak kami berpulang dan 6 Desember 2021 Ibu menyusul kepergiaanya.  Rumahnya menjadi lengang, dikarenakan anak-anaknya kembali ke rumah mereka Masing-masing. Namun di suatu waktu masih menyempatkan waktu untuk menginap dirumah tersebut. Rumah kenangan kami sewaktu kecil.  Runititas yang menjadi prioritas adalah membersihkan ruang-ruang yang ada dirumah tersebut. 

Begitu banyak benda-benda pengisi memori akan sosok mereka. satu-persatu diletakkan ke tempat yang telah disediakan. Dan pada lemari rak buku klasik, sekumpulan buku-buku lama dan beberapa berkas data tersimpan rapi. Sambil merapikan, mata ini tertumbuk pada album foto lama berkisar tahun awal milenium. betapa terkejutnya ternyata masih ada.

 Lalu dengan girangnya berusaha untuk mencari catatan tentang album foto tersebut. Album yang berisi detail perjalanan  kegiatan Penelitian plus Petualangan di Morowali, Sulawesi Tengah. Penelitian tentang Etnoarkeologi Suku Wana yang mendami Cagar Alam Morowali. Sedikit kecewa karena catatan tersebut tidak ditemukan. 

Dan keinginan untuk mempublikasikan tulisan tersebut terpenggal.  Namun meski demikian, biarlah kali ini fotolah yang akan berkisah tentang kisah dari gambarannya.

Beberapa Foto yang terseleksi untuk mewakili kisah perjalanan disana.Adapun para pelaku sejarah itu. Iwan Sumantri (Dosen Arkeologi  Unhas dan juga salah Satu senior Anggota Korpala Unhas), Rustam Semma ( Alumni Arkeologi, Anggota SAHABAT MOROWALI), Ahdar (Mahasiswa Arkeologi Unhas, Anggota Korpala Unhas).

perjalanan menuju hutan Wana dilalui dengan perahu motor melalui perairan yang nampak terlihat tebing yang merupakan salah satu situs Arkeologi berupa Hand stencil ( lukisan tangan) namun gambarnya tidak sempat terabadikan karena agak jauh dari perahu yang kami tumpangi.

Perjalananan menembus muara dan setelah itu melewati belantara hutan Wana dan seperti terlihat pada gambar. penyeberangan basah melintasi sungai.

Dokumentasi pribadi

Dan kami tidak sendiri, dengan dibantu porter kami menyempatkan diri rehat di pinggiran sungai sebelum melanjutkan perjalanan.

Dokumentasi pribadi

Perjalananpun berlanjut. hingga kami bertemu dan bersosialisasi dengan suku Wana. Dan diperjalana bertemu dengan seorang anak yang menggunakan Tas pengangkut (carrier) etnis Suku Wana yang terbuat dari serat rotan.

Dokumentasi pribadi

setelahnya kami camp dibeberapa tempat ditengah belantara Wana serta menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan Suku Wana.

Dokumentasi pribadi

berpose dengan anakkecil disana.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline