Lihat ke Halaman Asli

Yovinus

laki-laki

Quo Vadis Setelah Tamat SLTA?

Diperbarui: 9 Juni 2020   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://i.ytimg.com/vi/8KyYBZ5ayfA/maxresdefault.jpg

Quo vadis adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang terjemahannya secara harafiah berarti: "Ke mana engkau pergi?" (wikipedia.org). Sehingga judul diatas kurang lebih berarti: Kemana engkau pergi melanjutkan sekolahmu setelah tamat SLTA?

Pertanyaan itu terutama sekali ditujukan kepada anak-anak yang baru saja menamatkan SLTA-nya pada tahun ini, ataupun kepada mereka yang sudah tamat beberapa tahun sebelumnya tetapi belum lulus tes masuk perguruan tinggi.

Anak-anak sekolah tamatan tahun 2020 ini sangatlah istimewa, karena mereka tidak merasakan dag-dig-dug dheerrnya ujian nasional, sebab kegiatan belajar mengajar di sekolah terdampak pandemi Covid-19 sebelum empat mengikuti ujian nasional. 

Namun persoalan melanjutkan sekolah adalah suatu keniscayaan, karena untuk jaman sekarang ini rasanya masih kurang jika anak-anak hanya tamatan SLTA, meskipun masih ada juga tempat kerja yang masih membutuhkan tamatan SLTA, tetapi tentu saja dengan ditambah beberapa syarat khusus.

Melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT)

Perguruan Tinggi yang biasa disingkat PT, terdiri dari berbagai macam jenis sekolah, yaitu Akademi, Institut, Politeknik, Sekolah tinggi, dan Universitas. 

Namun yang paling terkenal dari PT ini adalah Universitas, karena di dalam universitas itu terdiri dari berbagai fakultas, di mana fakultas terbagi lagi ke dalam berbagai macam jurusan dan program studi. Misalnya sebuah univeritas salah satu fakultasnya adalah keguruan dan ilmu Pendidikan atau FKIP, di dalam fakultas itu ada jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, dan di dalam Pendidikan Bahasa dan Seni itu ada program studi Bahasa Inggris. Dulunya di dalam program studi ada jenjang lagi, seperti S1 dan Diploma 3.

Perguruan Tinggi ini terdiri atas Perguruan Tinggi negeri dan Swasta dan juga Universitas Terbuka atau UT. Sebenarnya UT ini juga adalah universitas negeri, tetapi UT itu non kampus atau sistem kuliah jarak jauh.

Kebanyakan calon mahasiswa akan memilih perguruan tinggi negeri karena bagaimanapun juga, PTN itu biaya kuliahnya lebih murah. Di dalam universitas, ada beberapa tingkatan besarnya uang kuliah tunggal (UKT), tergantung kemampuan ekonomi orangtua calon mahasiswa. 

Sistem UKT ini sudah diterapkan di seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia, yang besarannya tidak sama untuk setiap universitas, karena disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat setempat. Meskipun sebenarnya UKT ini tidaklah semurni namanya, karena di dalam UKT itu sendiri sudah terdiri dari uang gedung, SPP, dana praktikum, dan biaya penunjang perkuliahan lainnya, hanya saja sudah dilebur menjadi satu dan dibagi rata dalam delapan semester.

Masuk perguruan tinggi swasta juga bukanlah pilihan yang buruk, terutama sekali bagi mereka yang tidak beruntung lulus di perguruan tinggi negeri. Hanya saja, biaya kuliah di perguruan Tinggi Swasta atau PTS itu memang jauh lebih mahal dari PTN, sehingga jelas bermasalah bagi calon mahasiswa yang perekonomian orangtuanya kurang mampu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline