Lihat ke Halaman Asli

bakulan opini

Pegiat Literasi

Wakil Rakyat Terlibat Judol, Kok Bisa?

Diperbarui: 13 Juli 2024   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru-baru ini, berita mengejutkan datang dari dunia politik Indonesia. Sebanyak 82 anggota DPR RI terlibat dalam perjudian online atau judol. Fakta ini tentu mengejutkan dan menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin wakil rakyat yang seharusnya fokus pada kesejahteraan masyarakat justru terjerat dalam praktik perjudian yang merusak citra lembaga? Untuk memahami fenomena ini, kita perlu melihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari pemaparan fakta, analisis masalah, hingga solusi berdasarkan sistem Islam kaffah.

Faktanya Bagaimana?

Kasus keterlibatan anggota DPR dalam perjudian online bukanlah masalah kecil. Wakil Presiden telah meminta Satgas untuk menindak tegas para anggota dewan yang terlibat dalam praktik ilegal ini. Laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan bahwa sekitar 1.000 orang di lingkungan DPR dan DPRD terlibat dalam judi online, termasuk pejabat hingga wartawan.

Berita ini jelas mencoreng citra DPR sebagai lembaga legislatif yang seharusnya menjadi panutan. Terlebih, tindakan ini menunjukkan adanya masalah mendasar dalam integritas dan etika para wakil rakyat. Bukti-bukti ini mengindikasikan adanya krisis moral dan kepercayaan yang serius di tubuh DPR.

Analisis Masalah

Keterlibatan wakil rakyat dalam judi online mencerminkan beberapa masalah mendasar:

1. Lemahnya Integritas dan Amanah:
Wakil rakyat yang seharusnya memegang teguh amanah dan bekerja demi kesejahteraan rakyat justru terlibat dalam kegiatan yang merusak. Ini menunjukkan lemahnya integritas dan tanggung jawab mereka sebagai pejabat publik.

2. Kredibilitas Rendah:
Keterlibatan dalam judi online menggambarkan rendahnya kredibilitas wakil rakyat. Bagaimana mungkin seseorang yang terlibat dalam tindakan ilegal dapat dipercaya untuk membuat kebijakan yang adil dan bermanfaat bagi masyarakat?

3. Keserakahan Akibat Kapitalisme:
Fenomena ini juga mencerminkan keserakahan yang didorong oleh sistem kapitalisme. Dalam sistem ini, keuntungan pribadi seringkali menjadi prioritas utama, bahkan di atas kepentingan publik. Keserakahan ini mendorong individu untuk mencari cara cepat dan mudah untuk memperoleh kekayaan, termasuk melalui perjudian.

4. Perekrutan Bermasalah:
Proses perekrutan anggota DPR seringkali tidak mengutamakan kredibilitas dan representasi masyarakat yang sebenarnya. Akibatnya, banyak individu yang terpilih bukan karena kompetensi dan integritasnya, melainkan karena kekuatan finansial dan koneksi politik.

Solusi Islam Kaffah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline