Lihat ke Halaman Asli

Karenhapukh

cerdikiawan

Menanti Benih Transgenik Buatan dalam Negeri

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_133025" align="aligncenter" width="468" caption="Tetap ada ketakutan yang menghantui konsumen tanaman transgenik"][/caption]

Pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri merupakan sesuatu yang serius di kaca mata pemerintah. Usaha ekstensifikasi pertanian menemui kendala bahwa perluasan pertanian sangat terbatas dan isu pelestarian lingkungan. Usaha intensifikasi ditempuh dengan pencarian teknologi-teknologi budidaya, khususnya pencarian varietas unggul.

Ketersediaan benih sendiri merupakan bagian yang penting untuk setiap usaha pertanian. Sifat dari benih yang ditanam menentukan produktivitas dan kualitas komoditas yang dipanen.

Periode kemajuan dalam teknologi benih terlihat dari tahapan penemuan varietas lokal, varietas unggul dan varietas hibrida. Kemajuan-kemajuan perbenihan kini memasuki periode benih transgenik. Benih transgenik dapat disebut juga genetics modified organism (GMO).

Kementerian pertanian saat ini tengah menyusun seperangkat peraturan mengenai benih transgenik. Dua hal yang menjadi fokus dari program tersebut adalah adopsi secara hati-hati teknologi tersebut dan benih transgenik dihasilkan dalam negeri.

Di luar negeri sana, tanaman transgenik sudah lama mendapat respon pro dan kontra. Namun di Indonesia, sejak dilihat dari tempe impor yang berasal dari transgenik,tanaman transgenik mungkin tidak perlu ditakutkan. Hal ini dibuktikan dari keadaan manusia Indonesia yang sehat-sehat saja walau sudah lama mengonsumsi tempe transgenik dari Amerika.

Ada yang punya pandangan lain?
Salam food safety.

Image source: treehugger.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline