Kicau Burung hantu,prenjak , genthilang dan burung rawa -rawa ini jadi saksi kesepianku
Bumi cerah namun langit masih berselimutkan awan, burung burung masih berkicau, teringat lagu ida laila betapa malang nasibku , hidup ditinggal ibu , hidup merana sendiri , meratapi sepi setiap haru , haru biru zaman nggak bias mnegiikuti, yang bisa kutuangkan hanya kesaksian kenapa bisa jadi begini ?
Namun hanya kesaksian demi kesaksian yang bisa aku tuangkan.
Senja itu setealah dua minggu hari raya idul fitri tujuh tahun lalu , istriku pulang dari rumah mertua , gembiranya hatiku istriku kembali ke pangkuan setelah mereka melepskan kangennya dengan kelauarga dan kembali ke keluargaku , namun kegemberiaan itu terhenyak hanya sekedjap , tidak seperti itu kejadiannya , ternyata di belakang kecantikan dan kemolekan istriku dia memelihara harimau dalam kandang yang siap mencabik ku dan menghabisi aku serta mengenyahkan nyawaku dari badan ,kesaksian ini diceritakan dari segumpal kegelisahan hati yang mendalam seorang penulis tyang telah lama absen dari kegiatn menulis.
Dia seorang yang genius yang bias drelees ulang mengulas cerita serba paradox yang mendalam, perkawinannya selama 17 tahun berjalan aman dan bahagia membuahkan dua buah hati satunya laki laki bernama gregorius leo dan dan sintha peregodezenius sewaktu kejadian peristiwa iitu terjadi egor berumur 13 tahun dan sintha 11 tahun,istrinya bernama Ik dan suaminya dk, inisial yang nggak perlu disebutkan walaupun ini sebuah cerpen dalam konten cerita berayap yang bias di indegeneralisasi multi tafsir.
Ibarat kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga., dan mendirikan benang basah dan memasukkan lubang jarum dimalam buta.begitulah kejadian memilukan yang dialami DK setelah istrinya melakukan perbuatan terkutuk dengan seorang laki laki , entah ngakunya seoarang oknum polisi yang bekerja di sebuah polsek pinggiran Hutan, berwal dari isengnya mencari nomor acak Ik berkenalan dengan oknum polisi Bongkrek itu, mengakunya bujangan dan tugas sebagai intel di sebuah polsek terpencil, karena kesepian lalu sering menelpon dan menggoda IKd.
Lalu serangkaian perjanian bertemu dan percintaanpun terjadi, IKd sering diajak jalan jalan ke hutan hutan , diajak berjalan jalan di kolam-kolam pemancingan , makan makan di restoran , dan berbelanja di supermarket , sebuah modus untuk mengibuli perempuan mata duitan dan mudah digoda, akhirnya hati IK pun tertambat lalu membuat rekayasa untuk meninggalkan suaminya DK yang sangat mencintai dan menyayanginya selama ini , semua IK hanya buruh serabutan dan tukang isah isah dirumah dan DK adalah seorang guru honorer di sebuah SMP Negeri di kota Anu,samabil bekerja ngojek dan serabutan sert nyambi GTT dan bekerja disebuah yayasan swasta dengan rajin dan kerja keras DK mencukupi semua kebutuhan keluarganya dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Anginpun bertiup awan makin mendung , kelabu , hiijan menanti petir, tetapi bukan karena panas bukan karena hujan situasi pun berubah , kebahagiaan itu berujung Petaka , DK tahu tahu jadi bulan bulanan polisi akibat rekayasa kasus yang dilakukan IK dan OP ( oknum polisi itu)
Maka DK pun tidak serantan melapor ke polsek , polres terdekat bahwa oknum polisi itu telah merusak pager ayunya.kembali karena keadaan , ibarat kata sulitnya menegakkan benang basah, segala upaya penyelesaian kasus dan laporan pun dilakukan mulai dari presiden , menteri , Desa , RW, sampai RT, mulai dari Kapolri sampai Polsek, mulai dari menteri sampai sarekat, mulai dari kondisi dalam sampai luar.
Semua lembaga donor dan media dikirimi surat tentang kasusnya bahwa istrinya dibawa kabur oknum polisi bambang permadi anaknyo anak dukun cabul tomo dan sritomo dari desa Tambakromo itu jauh hari sudah merekayasa kasus dengan mengarahkan aku agar menjadi tersangka dikondisikan dengan tiga poolsek selam tiga tahun aku jadi objek pengejaran petugas , kasus laporan mbregudhug berdatangabn , surat surat memenuhi laci kantor -kantor instasni umum .namun setelah dilaporkan ke kepolisian maupun instansi terkait nggak ada satupun ditindak lanjuti dan ditanggapi , hasilnya nihil, kepolisian nggak ada yang mau , anggan mereka hanya laporan plastik milik orang gila saja , jadi gila semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H