Lihat ke Halaman Asli

Metamorfosis Pesantren Al-Hamidiyyah Lasem di Era Society 5.0

Diperbarui: 10 Desember 2022   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evolusi cepat teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan masyarakat. Tranformasi digital menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan pengembangan industri di berbagai negara di dunia, terlebih bagi negara-negara maju seperti Jepang. Jepang sebagai negara yang dikenal telah menemukan berbagai teknologi canggih kini memperkenalkan konsep Society 5.0 sebagai penyempurna era Industry 4.0. Konsep ini diresmikan oleh pemerintah Jepang pada tanggal 21 Januari 2019. 

Pemerintah Jepang menilai bahwa era Industry 4.0 lebih berfokus pada proses produksi, sedangkan di era Society 5.0 lebih menekankan pada upaya menempatkan manusia sebagai pusat inovasi (human cantered) adapun kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial dan perkembangan keberlanjutan di masa depan.Kantor Kabinet Jepang menegaskan bahwa konsep era Society 5.0 ialah sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan cara menyelesaikan permasalahan sosial melalui sistem yang mengintegrasikan ruang mata dan ruang fisik 4.0. 

Era Society 5.0 mengembangkan konsep Internet of Things, Big data, dan Artifical Intelligence yang diorientasikan untuk kehidupan manusia yang lebih baik, berbeda dengan konsep revolusi Industry 4.0 dimana teknologi yang dikembangkan berorientasi pada produktifitas proses bisnis.Adanya Society 5.0 menimbulkan tantangan tersendiri dalam berbagai lini kehidupan di masyarakat, terlebih dalam bidang pendidikan. 

Pendidikan sebagai media pencetak generasi bangsa yang berkualitas harus mampu membentuk sistem terbaik untuk menghadapi tuntutan kebutuhan zaman. Lembaga pendidikan baik formal maupun non formal kini telah gencar memperlihatkan taringnya untuk meningkatkan kualitas serta memilih sistem pendidikan yang relevan dalam mempersiapkan peserta didiknya menghadapi era Society 5.0.Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang memiliki pengaruh besar terhadap penanaman moralitas bangsa  harus ikut serta dalam mempersiapkan santri dengan menanamkan keterampilan-keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka di masa depan. 

Pesantren sering dianggap hanya fokus dalam peningkatan penanaman nilai-nilai kegamaan saja, padahal nyatanya pesantren telah membuktikan kepada dunia bahwa pesantren juga mampu bertransformasi untuk memberikan pengajaran yang memberikan bekal pendidikan formal serta keahlian-keahlian yang dibutuhkan santri di masa depan. Hal inilah yang kini dikembangkan di pondok pesantren al-Hamidiyyah Lasem

Pesantren al-Hamdiyyah lasem didirikan oleh KH. Thoifur Maftuhin dan Ibu Hj. Muhimmah Fathur Rohman, yang kemudian dilanjutkan oleh putranya yakni Alm. KH. Muhammad Luthfi Thomafi, Lc. M.Pd, beliau adalah kiai muda yang menjunjung tinggi pengembangan pesantren untuk terus bertransformasi mengikuti perubahan zaman serta mampu menjawab kebutuhan di masyarakat. 

Pondok pesantren al-Hamidiyyah Lasem merupakan salah satu pesantren yang menjelma menjadi pesantren pelopor E-learning di Kabupaten Rembang. Hal ini dibuktikan dengan ketersediaan lembaga pendidikan formal yakni SMP IT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu) Avicenna dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Avicenna. SMK Avicenna memberikan peluang kepada santrinya untuk mendalami kompetensi keahlian farmasi, Keperawatan dan Desain Grafika yang diharapkan mampu memberikan bekal para santrinya dalam menghadapi tantangan perubahan zaman di masa depan terlebih di era Society 5.0 

 Artikel alm. KH. Luthfi Thomafi di al-Hamidiyyah Lasem (Dokpri)

Pesantren al-Hamidiyyah Lasem juga mengusung konsep pembelajaran berbasis komputer, hal ini sesuai dengan tujuan masyarakat era Society 5.0, dimana manusia menjadikan teknologi sebagai alat bantu untuk mempermudah kehidupan. Bukan masyarakat yang bergantung pada teknologi tapi lupa mengembangkan kualitas diri. Beliau juga mengajarkan kepada para santrinya untuk selalu produktif melalui pembuatan produk-produk hasil karya santri sendiri seperti masker wajah, obat masuk angin, kaos sablon, sabun mandi, sabun cuci muka, sabun cuci piring dan lain sebagainya. 

Hal ini sebagai bentuk hasil pembelajaran serta praktek dari penanaman keahlian Farmasi, Keperawatan dan Desain Grafik. Semua hasil karya santri tersebut di jual di supermarket milik pesantren yang diperuntukan untuk santri dan masyarakat umum disekitar pesantren.

Para santri juga diperbolehkan menggunakan gadget, hal ini dilakukan agar santri tetap dapat mengakses segala sumber informasi untuk meningkatkan pengetuhan serta mengetahui perkembangan peradaban dan segala problematika yang sedang dihadapi dunia, meskipun penggunaan gadget tetap dibatasi waktu penggunaannya untuk tetap membentengi nilai-nilai pengajaran tradisional islami agar tidak terkikis dalam diri santri. 

Selain itu gadget juga digunakan untuk menyebarkan segala informasi dalam pesantren seperti jadwal mengaji al-Qur`an mengaji kitab dan lain sebagainya. Diharapkan dengan diperbolehkannya gadget membuat santri terbiasa memanfaatkan teknologi, sehinggan ketika keluar dari pondok pesantren santri tidak gumun yang akan menimbulkan kecanduan yang berlebihan terhadap gadget.Menurut saya sudah saatnya pesantren ikut mengambil peran dalam menciptakan generasi bangsa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, memiliki keterampilan kecakapan dalam mengahadapi perkembangan zaman serta tetap senantiasa menjaga akhlakul karimah sebagai dasar seorang santri. 

Pesantren al-Hamidiyyah Lasem merupakan salah satu bukti nyata bahwa pesantren mampu membuat sistem pendidikan yang memberikan trobosan dalam menghadapi tantangan zaman. Oleh karena tidak sepantasnya pesantren hanya dianggap kolot dan tidak adaptif terhadap tuntutan perubahan zaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline