Di tiap provinsi, atau wilayah administratif tertentu, sudah pasti ada signature yang mudah untuk dikenali, bahkan didaku untuk menjadi pengenal Bisa jadi diwakili oleh makanan khas, kerajinan tangan yang unik maupun landmark yang umumnya menjadi tempat wisata. Satuan terkecil yang menjadi lokasi sentra signature-signature tersebut umumnya adalah kota/kabupaten, dengan satuan unit terkecil desa/kampung.
Merujuk pada simpulan tersebut, maka keberadaan kampung menjadi penting dan perlu disorot mengenai proses organik di dalamnya, terutama perihal bagaimana mengelola dan merawat narasi besar identitas kampung yang sudah tersohor, bahkan menjadi signature.
Di Berau sendiri, telah banyak kampung yang memiliki ciri khas masing-masing dan kemudian menjadi destinasi wisata baru, baik karena wisata alamnya atau wisata edukasi yang ditawarkan.
Bahkan, kampung-kampung di Berau sejak 2016 selalu menang menjadi jawara lomba desa terbaik se-Kalimantan Timur. Kampung yang pernah memenangkan penghargaan tersebut antara lain Kampung Tepian Buah, Kampung Maluang dan Kampung Batu Putih.
Melihat potensi kampung-kampung di Berau yang sangat membanggakan ini, Bupati Berau, H. Muharram selalu berupaya untuk memberi perhatian penuh pada pengembangan kampung supaya pada akhirnya seluruh kampung di Berau bisa berdikari.
Dua program rancangan Muharram yang fokus pada pembangunan kampung adalah Kampung Digital Berau (KADIRA) dan Satu Kampung Satu Produk (SKSP). Keduanya bertujuan untuk memajukan kampung dalam bidang koneksi dan komunikasi serta pemberdayaan SDM dan sumberdaya lain yang bisa dikembangkan untuk menjadikan kampung terus berdikari. Supaya kampung di Berau yang sudah membanggakan bisa terus menjadi kebanggaan Bumi Battiwakal.
