Lihat ke Halaman Asli

Mentari Pagi Berau

Peace for all

Berau Tak Lagi tentang Tambang

Diperbarui: 9 Februari 2020   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. istimewa

Berbicara tentang daerah di luar Pulau Jawa, topik yang umum dibahas umumnya berkaitan antara tambang, transmigran, sawit dan infrastruktur yang kurang baik. Sementara, berbicara mengenai Jawa, bisa jadi selalu sebaliknya, ada pemerintahan, jalan raya, kemajuan, pertanian, dan sentral. Barangkali memang sudah saatnya mewacanakan hal-hal baru tentang wilayah di luar Pulau Jawa, seperti misal keberadaan produksi kakao di Kalimantan Timur, persisnya di Kabupaten Berau.

Berau, daerah yang sering kita dengar berkenaan dengan tambang batubara, rupanya sejak beberapa tahun silam sudah mulai memfokuskan diri ke budidaya kakao. Kakao yang sebetulnya sudah ada, semakin digencarkan produksinya. Bupati Berau, H. Muharram pun turut mendorong warga untuk bercocok tanam, karena rupanya sangat berpotensi; dalam artian, tanah sudah cocok dan kakao memang jadi komoditas yang dilirik pasar. Alasan lain adalah juga karena sejauh ini, wilayah di Kalimantan Timur yang giat serta menghasilkan kakao adalah Kabupaten Berau.  

Keseriusan Pemkab Berau untuk meningkatkan produktivitas ditunjukkan dalam upaya merehabilitas 163 hektar lahan petani pada pertengahan 2019 silam. Kegiatan rehabilitasi meliputi penggantian tanaman yang sudah tua atau tidak berpotensi optimal untuk berbuah. Lahan seluas 163 hektar tersebut tersebar di Kecamatan Gunung Tabur, Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Kelay dan Kecamatan Biatan.

Bahkan, saking terus naiknya permintaan pasar dan hasil produksi, pada Oktober 2019 silam, Dinas Perkebunan Berau pun mengajukan permohonan hak paten dagang atas nama Kakao Kalimantan Timur agar semakin diakui secara nasional dan internasional. Bupati Muharram turut mengapresiasi langkah Dinas Perkebunan dan menegaskan bahwa "Berau bukan lagi sekadar tentang tambang saja. Kita punya banyak potensi juga di bidang lain, termasuk di pertanian ini, jadi ayo diusahakan bersama."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline