Kebersihan adalah sebagian dari iman, pepatah mengatakan. Kalimat tersebut perlu ditelaah lebih lanjut untuk membuktikan sejauh mana ia bekerja. Kebersihan -kondisi yang tertata, rapi, tidak ada pemandangan tak mengenakkan yang nampak, serta ketiadaan polusi, bau tidak sedap- adalah suatu hal yang dianggap ideal dan layak untuk didapatkan oleh masyarakat. Kondisi bersih juga mencegah datangnya penyakit dari bakteri ataupun hal-hal tidak baik lain yang berpengaruh pada kesehatan.
Jelaslah memang kebersihan adalah satu hal yang perlu diupayakan. Oleh karena itu, Bupati Berau, H. Muharram pun mengajak seluruh warga Berau agar mengusahakan kondisi tersebut, yang sekaligus dimaksudkan untuk momen penilaian Adipura. Namun meski begitu, Muharram juga menekankan agar warga tidak terpaku hanya pada penghargaan Adipuranya saja, tetapi juga pada proses untuk menjaga kebersihan dan menata lingkungan.
Poin penilaian Adipura di Berau pada penilaian tahun 2018 silam memang banyak difokuskan pada wilayah Tanjung Redeb, ibu kota kabupaten. Sehingga banyak upaya penataan yang dilakukan di sekitaran wilayah tersebut, terutama untuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang disorot bukan hanya kebersihannya saja, tetapi juga penataannya. Namun Muharram tetap menegaskan dan mengajak warga untuk senantiasa mawas pada lingkungan sekitar yang terdekat untuk selalu dijaga kebersihannya. "Kita memang ingin membuktikan diri dengan ajang penghargaan Adipura ini, tapi jangan lantas hal tersebut menjadikan kita fokus hanya pada daerah yang dinilai. Tiap kecamatan harus tetap menjaga dan melakukan penataan" ungkapnya.
Alhasil, usaha keras dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat Berau pun membuahkan hasil. Pada pengumuman penerima penghargaan Adipura silam, Kabupaten Berau dapat menyabet penghargaan untuk tingkat kabupaten. Sungguh sebuah pencapaian!