Lihat ke Halaman Asli

Mentari Ratna Dewati

SMAN 1 Ponorogo

Scroll Tiktok Jadi Gaya Hidup : Mengubah Pola Pikir Para Penggunanya

Diperbarui: 7 September 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar : Google

Aplikasi Medsos yang Paling Sering Digunakan Masyarakat

Zaman sekarang memang masih ada orang yang tidak scroll Tiktok? Sepertinya saat ini langka sekali orang terutama anak muda yang tidak memiliki aplikasi Tiktok. Berdasarkan survei aplikasi medsos yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Tiktok  Kepesatan dan kemajuan teknologi yang membuat aplikasi ini semakin melambung dan digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Selain tujuan utamanya adalah sebagai aplikasi hiburan yang digunakan untuk membuat konten menarik maupun edukatif. Tiktok juga dijadikan sebagai  media untuk menyebarkan konten positif seperti konten berbagi, edukasi, pendidikan, seputar gaya hidup, hingga berita-berita terupdate lengkap tersebar di aplikasi Tiktok. Bahkan Tiktok juga dapat menjadi ladang cuan bagi para penggunanya. Aplikasi yang bermanfaat serta banyak memberikan dampak positif karena mudah menarik minat dan selera masyarakat melalui berbagai tayangan konten. Apakah Tiktok akan selalu memberikan dampak positif bagi para penggunanya?

Kecanduan Konsumsi Konten Singkat

Input sumber gambar : AYOBANDUNG.COM

Berfokus sebagai penikmat aplikasi Tiktok, memang Tiktok aplikasi yang berisi beragam konten menarik yang membuat siapa saja tidak bosan untuk scrolling tanpa henti. Tidak mengenal waktu dan tempat, scrolling Tiktok bagi para penggunanya sudah menjadi rutinitas wajib. Tidak heran zaman sekarang orang yang tidak punya aplikasi ini dianggap "aneh". Tiktok mampu menghipnotis para penggunanya untuk terus scrolling  sampai berjam-jam tanpa  adanya rasa bosan. Tidak perlu jauh-jauh coba amati sekitarmu atau dirimu sendiri ketika sudah scroll Tiktok pasti akan lupa waktu dan tidak peduli dengan keadaan sekitar. Tiktok didominasi dengan vidio pendek sehingga para pengguna aplikasi ini terbiasa dengan konten singkat dan cepat.

Hal ini dapat membuat otak lebih sulit fokus pada tugas yang membutuhkan konsentrasi lama. Sebuah penelitian dari Technical University of Denmark menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap informasi di Tiktok dapat membuat kita semakin sulit untuk berkonsentrasi pada satu hal dalam jangka waktu yang lama. Orang-orang yang dahulunya terbiasa menonton vidio  dengan durasi 20-30 menit akan merasa jenuh, bosan, dan kehilangan minat akan tayangan Vidio tersebut. Tiktok menyajikan tayangan konten dengan durasi 3-10 menit  saja. Riset menunjukkan rentang fokus seseorang yang terlalu sering terpapar konten singkat dari Tiktok menurun dari 12 detik menjadi 8 detik saja.

 Penelitian dari Sosial Media Psychologi menemukan bahwa scrolling vidio pendek secara terus-menerus dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus dan mengingat. Karena vidio pendek memberikan hormon dopamin yang membuat otak kita terus mencari kepuasan secara instan dan hal inilah yang membuat kita menjadi susah fokus. Survei juga menunjukkan, pengguna membuka aplikasi Tiktok 8 kali per hari. Mereka menghabiskan rata-rata 95 menit per hari lebih dari 1,5 jam sampai yang paling parah mereka dapat menghabiskan waktu 8 jam  per hari di platform tersebut. Maraknya penggunaan Tiktok mempengaruhi manajemen waktu masyarakat sehingga tidak dapat mengatur waktu secara efektif. Scrolling begitu banyak konten dalam waktu singkat mengurangi kemampuan otak dan kapasitas berpikir logis. Dengan terus terpapar konten-konten singkat tentu saja akan  berpengaruh pada pola pikir penggunanya.

Mengubah Pola Pikir Hanya dengan Konten Singkat 

 Berbagai kalangan menggunakan aplikasi Tiktok dan memanfaatkan Tiktok sebagai media edukasi bagi masyarakat. Karena masyarakat dinilai lebih sering menggunakan Tiktok dibanding platform media sosial lainnya. Konten edukasi  akan lebih cepat tersampaikan melalui platfrom ini. Tetapi tidak sedikit orang yang memanfaatkan aplikasi Tiktok sebagai media untuk menyebarkan ujaran kebencian. Potongan-potongan vidio pendek yang menyudutkan akan menggiring opini masyarakat. Tentu saja akan berdampak besar karena para pengguna aplikasi Tiktok mudah sekali terpancing dan termakan berita palsu yang menyesatkan. Mindset dan keyakinan seseorang menjadi mudah goyah dan tidak berpendirian. Mirisnya banyak masyarakat yang sudah terkena dampak Brain wash hanya dengan konten singkat yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Kebenaran dan keakuratan dari berita yang beredar di Tiktok jarang sekali disaring kebenarannya oleh masyarakat. Tiktok dijadikan pedoman hidup dan standar hidup oleh masyarakat. Standar Tiktok dijadikan sebagai acuan hidup, masyarakat cenderung terpengaruh tanpa melihat realita yang ada. Faktanya standar Tiktok banyak dibenarkan sehingga banyak masyarakat berlomba-lomba untuk memenuhi standar Tiktok. Tren- tren Tiktok yang banyak menarik minat anak muda yang mengundang ke fomo-an. Mereka akan terus berusaha mengikuti standar dan tren Tiktok untuk memenuhi kepuasan mereka. Akibat dari tren inilah yang membuat mereka menjadi terobsesi untuk menjadi terkenal serta beradu mendapatkan like atau viewer terbanyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline