Lihat ke Halaman Asli

Mentari ELart

..perempuan Indonesia

Bangga Menjadi WNI Walaupun Mengalami Diskriminasi

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408083030861860710

[caption id="attachment_353035" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi: Bangga jadi orang Indonesia/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]

HUT RI ke-69 tinggal beberapa hari lagi dan saat ini saya ingin mengatakan bahwa saya bangga menjadi WNI walaupun mengalami diskriminasi. Diskriminasi yang saya alami minimal ada 2:

Diskriminasi pertama, saya tidak boleh mendonorkan darah di Jerman.

Soal cita-cita mulia ingin mendonorkan darah ini ada latar belakangnya:  ceritanya ketika masa kuliah, keluarga teman baik saya mengalami demam berdarah, tidak tanggung-tanggung  5 orang sekaligus masuk rumah sakit semua, hanya teman saya itu yang tidak ikutan sakit.

Singkat cerita, keluarga teman saya butuh darah dan teman saya menanyakan kepada kami siapa yang bisa mendonorkan darah buat keluarganya. Kasihan sekali saya mendengarnya, beberapa teman akhirnya mendonorkan darahnya, tapi saya tidak, karena waktu itu berat badan saya belum memenuhi syarat minimal. Tapi sejak saat itu saya berjanji dalam hati, bahwa suatu saat saya harus mendonorkan darah saya. Syarat donor darah di PMI bisa dibaca di sini.

Resolusi donor darah itu terus terngiang-ngiang hingga akhirnya saya lulus, bekerja, dan berat badan mulai bertambah. Dengan penuh semangat, tanpa angin tanpa hujan,  saya pergi sendirian ke PMI Pusat Jakarta lalu berkata pada petugasnya bahwa saya ingin mendonorkan darah. Ditimbang berat badan sudah ok. Kemudian darah saya diambil sampelnya, hasilnya: saya ditolak. Dengan alasan Haemoglobin (Hb) nya terlalu rendah.

Tertolak itu rasanya sakit sekali ya... (kalau kata ABG sekarang: Sakitnya tuh, di sinih....)

Beberapa tahun kemudian, setelah rasa tertolak itu hilang dan Hb saya memenuhi syarat, akhirnya saya bisa juga mendonorkan darah di PMI. Horeee.. Lega rasanya. Nah ceritanya sejak beberapa tahun lalu saya tinggal di Jerman, dan cita-cita untuk tetap menjadi pendonor darah tetap ada dalam diri saya.

Lalu ketika ada jadwal donor darah di dekat tempat tinggal saya, maka saya pun datang untuk mendonorkan darah. Setelah mengisi biodata dan lembaran kuesioner berisi check list kesehatan,  saya pun ke ruangan dokter untuk diperiksa darahnya. Sebelum memeriksa darah, dokter membaca biodata dan check list kesehatan saya. Hasilnya: saya ditolak.

Belum juga diperiksa. Hanya dilihat biodata saja. Saya ditolak dengan alasan: karena saya lahir di Indonesia. Hiks...hiks... sedih rasanya.

Dokternya dengan ramah dan lemah lembut menjelaskan:  Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lain termasuk Afrika, dianggap negara-negara Epidemi Malaria.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline