Lihat ke Halaman Asli

Mentari ELart

..perempuan Indonesia

Kereta Gantung, Solusi Transportasi Publik Sempit Lahan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14132898071007281280

Bosan dengan kemacetan?

Kalau terjebak macet, apa yang kita pikirkan, ingin punya mobil yang bisa terbang? Atau ada sarana transportasi massal baru yang mengakomodir kebutuhan mobilitas rakyat tanpa membuka lahan baru (menggusur pemukiman untuk pelebaran jalan)?

Coba perhatikan gambar-gambar di bawah ini:

[caption id="attachment_347792" align="aligncenter" width="540" caption="Eits, ada Kereta Merah berjalan di atas sungai"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Sungai Wupper, di atas sungai tidak ada apa-apa"]

Sungai Wupper, di atas sungai tidak ada apa-apa

[/caption]

[caption id="attachment_347793" align="aligncenter" width="540" caption="Kereta Mendekati Stasiun"]

1413289913800861657

[/caption]

[caption id="attachment_347795" align="aligncenter" width="540" caption="Tiba di stasiun"]

14132901691243380425

[/caption]

Wuppertaler Schwebebahn

Di kota Wuppertal, Jerman, ada transportasi publik berupa kereta gantung (Schwebebahn). Kereta gantung ini berbeda dengan kereta gantung (Seilbahn) seperti di Ancol yang hanya sebagai sarana rekreasi dan isinya hanya dua orang.

Kereta gantung di Wuppertal adalah kereta sungguhan yang dipakai sebagai alat transportasi publik tapi relnya bukan di bawah, melainkan di atas. Wuppertal sendiri terdiri dari kata Wupper dan Tal, yang artinya Lembah Sungai Wupper. Jadi Kereta gantung Wuppertal ini jaraknya 12 meter di atas sungai dan berjalan sejauh 10 km sepanjang sungai Wupper dan 3,3km di atas jalanan biasa (8 meter di atas jalan raya).

Kereta gantung ini pertama kali dioperasikan tahun 1901, waktu itu tujuan utamanya sebagai alat transportasi pengangkut batubara, karena daerah ini adalah daerah industri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline