Lihat ke Halaman Asli

Ida Batara Turun Kabeh, Upacara yang Dilakukan Tiap Setahun Sekali Pada Sasih Kadasa di Besakih.

Diperbarui: 7 April 2022   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

           Kalender adalah salah satu  aspek penting dalam kehidupan masyarakat Bali, baik kebudayaan maupun kehidupan sosialnya. Penentuan kalender Bali menjadi penting karena mengandung ala ayuning dewasa atau penentuan baik-buruknya hari dalam melakukan kegiatan, upacara keagamaan, kegiatan sehari-hari hingga waktu dauh yang menentukan kapan terjadinya pergantiaan waktu dalam sehari.

            Kalender Saka Bali berbeda dengan kalender Saka yang digunakan di India karena kalender Saka Bali mendapatkan pengaruh dari kalender Pawukon. Ada 12 bulan dalam kalender Saka Bali, yaitu Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Jiyestha dan Sadha.

            Setiap sasih kadasa di kalender Saka Bali, atau tepatnya bulan Maret dalam penghitungan Masehi menjadi bulan spesial, apalagi saat adanya bulan Purnama di sasih Kadasa. Sebagai pembukaan, hari raya Nyepi  hampir selalu ada di awal sasih kadasa, diikuti dengan beberapa piodalan di beberapa Pura dan upacara paling besar se-Bali, Ida Batara Turun Kabeh yang dilaksanakan di Pura Besakih, Karangasem, Bali.

            Ada beberapa upacara yang dilakukan sebelum upacara puncak pada sasih kadasa, antara lain adalah ngaturang pemiyut, nunggahang sunari, pengrajeg dan pengemit karya, lalu dilanjutkan dengan tawur tabuh, pemasangan kain di pelinggih bangunan Pura Besakih, melasti suci, nedunang Ida Batara dan nuwun tirta, baru dilanjutkan dengan diadakannya acara puncak, untuk tahun 2022 ini, acara puncak Ida Batara Turun Kabeh dilaksanakan pada 17 Maret, namun acara persembahyangan massal masih berlangsung hingga tanggal 7 April 2022.

     Seperti namanya,  upacara ini berarti semua dewa/ nawa dewata turun ke bumi, nawa dewata itu antara lain Dewa Brahma, Wisnu, Siwa, Maheswara, Sangkara, Iswara, Sambu, Rudra, dan Mahadewa  upacara ini kemudian bermakna sebagai wujud rasa terima kasih dan rasa syukur manusia atas segala pemberian dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Di akhir persembahyangan sebelum meninggalkan kawasan pura, kita bisa melakukan donasi atau dana punia dan mendapat gelang sanga datu yang melambangkan sembilan dewa yang turun ke dunia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline