Jumat, 10 Juni 2022
Kala senja, terasa semilir sang bayu menyisir sekeliling. Hati berdesir risau. Seiring harap pupus dimakan waktu.
Ada apa? Seolah tiada cita. Apakah ini isyarat tubuh yang mulai lelah. Atau impian yang tertutup aral.
Semangat kendur, Writers Block mendera. Pekerjaan dari komunitas menulis menunggu. Tugas seorang gurupun selalu Ada. Kewajiban dalam kekuargapun perlu prioritas. Sedangkan gairah menurun. Haruskah cek kesehatan, konsumsi herbal atau vitamin?
Terdengar notifikasi gawai. Ada pesan WhatsApp dari teman minta tolong untuk membuatkan pantun. Tersanjung, beberapa kali teman ini meminta buatkan pantun dengan isi yang berbeda. Sedangkan teman yang bersangkutan itupun seorang guru dan ikut komunitas menulis juga. Mengapa mesti meminta buatkan pantun. Saya yakin bukan karena tidak bisa. Bisa jadi seperti yang saya rasakan hilang ide, tidak percaya diri ataupun turun semangat.
Akan tetapi, apapun alasan teman meminta tolong, perlu bersyukur. Karena dengan itulah, semangat ini tersentil. Menjadikan diri terpanggil untuk segera membuatkan. Merasa diri tertantang. Memang patutkah diri ini bisa. Gairah untuk menulispun sesaat mengalir. Tersanjung iya, self healing pun benar dengan menulis. Apalagi tidak hanya teman semadrasah bahkan ada beberapa dari propinsi lain.
Pesanan pantun pun jadi,
Pantun Pelepasan Siswa
Tomat dimasak tumis sawi
Putih sawinya segar dijamu
Selamat telah lulus siswa siswi
Raih cita gapai masa depanmu
Cuka acar celupan gorengan
Kecut manis nambah lagi
Suka cita acara pelepasan
Lanjut cita ke perguruan tinggi
Kilau intan dari Banjarbaru
Sanjung indahnya hadiahkan ke patner
Walau nanti di tempat baru
Junjung nama baik bangga almamater