Lihat ke Halaman Asli

Widianto.H Didiet

TERVERIFIKASI

Pria Tampan Pencari Cinta

Ponselku dulu Sebesar Batu Bata

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1363180228836610304

[caption id="attachment_232752" align="alignnone" width="600" caption="handphone pertamaku (www.hell-man.se)"][/caption] Sebuah kesenangan untuk membahas ponsel pertama, dimana sedikit mengulik kenangan lamaku bersama teknologi yang dinamakan telpon selular atau yang lebih trend disebut Handphone Kenapa disebut Handphone? karena telepon ini bisa digenggam dengan tangan dan dibawa kemanapun kita pergi. Pada awal kemunculan Handphone di Indonesia, Telepon selular ini sebetulnya tidak layak disebut Handphone. Ukurannya sangat besar, kurang lebih sebesar botol termos minum untuk anak-anak. bahkan ada juga yang di dalam kopor. Harganya sangat mahal hingga puluhan juta. Biasanya hanya pejabat dan pengusaha kaya raya yang memilikinya. Aku sendiri dulu "terpaksa" mulai membawa handphone pada sekitar tahun 1995. Dimana orangtuaku seringkali dibuat kesal karena ulahku yang lebih sering di jalanan ataupun menginap di kampus tanpa memberi kabar pada mereka dan akhirnya membuat mereka menganugerahkanku sebuah handphone bekas miliknya. Oh iya, fasilitas komunikasi sebelum handphone yang sempat kugunakan adalah pager. Pager (baca: pejer bukan pager) adalah salah satu alat komunikasi satu arah penyampai pesan. caranya kita menelpon operator pager dan menitipkan pesan, lalu operator mengirimkan pesan teks seperti SMS, kepada pemegang pager. Pemegang pager sendiri hanya menerima pesan, lalu dia harus menelpon atau menghubungi orang yang menyampaikan pesan. Contoh isi dari pesan pada pager adalah seperti ini : "Tolong hubungi rumah, Kamu bawa kunci lemari makan - Mama" atau bisa juga untuk pacaran : "aku benar-benar mencintaimu, pulang dong biar bisa aku telpon - Titi Kamal". Yang menyebalkan untuk pesan pribadi, kita harus siap malu untuk menyampaikannya pada operator pager dan kadang operator menyensor kata-kata manis kita sehingga apa yang kita sampaikan berubah. Pager ini jelas-jelas kurang berfungsi, karena walaupun menerima pesan dari orangtuaku yang bertanya aku ada dimana tapi aku tidak membalas karena malas mencari telpon umum. Perkembangan bisnis operator pager sendiri terhenti setelah fungsi SMS di handphone mulai merajalela. Seingatku dulu, belum semua operator mengaktifkan fungsi SMS, handphone hanya berfungsi untuk pembicaraan suara. Tapi kelamaan SMS mulai berfungsi, walau awalnya hanya bisa untuk sesama operator. Handphone yang pertama kumiliki adalah seri Motorola MicroTAC International 5200. Sebuah handphone dengan ukuran sebesar batu bata. Tidak bercanda, benar-benar seukuran batu bata. Bahkan Simcard yang masuk ke handphone ini bukan potongan kecilnya, melainkan masuk secara keseluruhan sekartu-kartunya. [caption id="attachment_232757" align="alignnone" width="586" caption="perbandingan ukuran, batu bata banget (www.hell-man.se)"]

13631803591316240209

[/caption] Jangan harapkan tampilan layar berwarna seperti sekarang. Layar handphone ini cuma berwarna hijau dengan tulisan hitam (monochrome). Dua baris yang cuma menampilkan nomer dam tanda sinyal atau batere.Sangat tidak nyaman buat SMSan. Aku sedikit lupa, apakah handphone ini sudah bisa SMS atau belum, seingatku sudah tapi karena biaya SMS masih mahal aku jarang memanfaatkan fitur ini. Fungsi games? ngimpi.. gak ada sama sekali.. jadi enaknya cuma buat nelpon saja. [caption id="" align="alignnone" width="300" caption="layar cuma ijo dan sebaris (i.ebayimg.com)"]

layar cuma ijo dan 2 baris (i.ebayimg.com)

[/caption] Aku memakai handphone ini cukup lama.dari tahun 1995 sampai 1999 karena handphone ini kuat sekali. Jatuh berkali-kali, dibanting bahkan diinjak juga tidak rusak. Dulu waktu masih kuliah dimana gengsi masih tinggi, pada saat-saat terakhir memakai handphone ini aku sedikit malu. karena teman-teman sudah berganti dengan handphone lain seperti nokia 5110 atau ericksson GF388 yang ukurannya lebih kecil dan lebih trendy. 2 seri handphone yang sangat populer pada masa lalu. Secara masih kuliah dan uang yang kuperoleh dari orang tua ataupun bekerja sambilan tidak mencukupi untuk membeli handphone baru, aku bertahan cukup lama dengan handphone pertamaku itu. Setidaknya masih bisa dihubungi dan dipakai. Handphone baru juga sangat mahal pada masa itu. sekitar 3-4 jutaan, dimana pilihan type dan merek masih sangat sedikit dan belum ada handphone china. Pulsa telpon juga sangat mahal. Jauh lebih mahal dari masa sekarang. Bahkan mendapat kartu perdana juga tidak semudah sekarang. Harus daftar dengan KTP dan alamat komplit. Jadi sebetulnya jam terbang handphoneku ini tidak setinggi pemakaian handphone di era sekarang, yang karena pulsanya lebih murah jadi lebih tenang kalau menelepon. Juga pada masa itu, kalau menelpon terlalu lama, telinga berasa panas. Radiasi dan panas baterenya masih besar. Tapi yang pasti cukup berguna untukku pada masa dulu, baik untuk pacaran, bergaul ataupun menghubungi dan dihubungi klien. [caption id="attachment_232758" align="alignnone" width="600" caption="sim card tak perlu dipotong (www.hell-man.se)"]

1363180429219772528

[/caption] Akhirnya aku mengganti handphone ini karena terjatuh di selokan ketika aku keluar dari mobil dan mati total. Tidak berhasil dihidupkan bahkan oleh tukang service. Memang sudah saatnya ganti, begitu kata tukang service. Setelah sekitar 2 bulan tidak memakai handphone, akhirnya aku mendapat handphone baru. Pacarku waktu dulu menghibahkan handphone bekasnya padaku karena dia sulit menghubungiku. Kenangan bersama handphone pertamaku ini banyak sekali. Masa-masa pacaran atau gebet menggebet cewek di masa kuliah sangat amat terbantu dengan fasilitas ini, walau kadang direpotkan dengan bentuknya yang sangat menonjol ketika diletakkan di kantong celana. Dengan memiliki handphone yang pasti selain bisa dihubungi dengan mudah, aku juga gak kalah gengsi dengan teman-teman di kampusku yang terkenal sebagai kampusnya anak-anak orang kaya. Terimakasih handphone pertamaku yang sekarang entah dimana.. Pastinya masih ada di rumahku, walau entah di nyempil dimana... salam jepret Widianto H Didiet

13577350241336613062

btw... baru kepikiran... gara2 tulisan ini bisa ketauan dong umur kita... semakin tua ponsel pertamanya berarti makin tua umurnya... ahhh tau gitu bohong aja.. bilang ponsel pertamaku Blackberry... biar kesannya masih muda.. wkwkwkwk :P



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline