Lihat ke Halaman Asli

Relawan Jokowi dan Jika Jokowi Kalah

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah status seorang relawan Jokowi di dinding fb-nya tertulis, "kalau sampai Jokowi kalah, berarti kemunduran bangsa ini!"

Menurut saya, teman yang golput puluhan tahun itu namun kali ini rela menghabiskan jutaan rupiah untuk mengampanyekan Jokowi, agak keliru. Jadi presiden atau tidak, Jokowi sudah membuat bangsa ini menang. Ya, pada dasarnya bangsa ini sudah dimenangkannya. Belum pernah dalam sejarah Indonesia, kecuali ketika awal kemerdekaan, ketika kaum mudanya yang paling terdidik dan peduli pada bangsa, mempersatukan diri dengan sukarela dan bergerak demi sebuah gagasan akan perubahan.

Kaum muda memang pernah "bersatu dan bergerak" setidaknya dua kali selepas kemerdekaan, yakni tahun 1966 dan tahun 1998. Tapi dalam kedua peristiwa itu, terjadi tekanan situasi yang urgen dan terdapat mobilisasi. Jadi, dalam dua peristiwa itu, situasinya bukan benar-benar pilihan bebas. Lagipula, dengan terbatasnya informasi, bagaimana bisa membuat pilihan jernih kala itu? Saya ingat cerita ibu saya pada tahun 66 yang katanya, demo-demo saat itu digerakkan. Demikian juga tahun 1998, ada yang pilihannya sendiri, namun sebagian besar adalah hasil mobilisasi. Tahun 2014 ini, benar-benar lain. Informasi yang terbuka membuat kaum muda benar-benar membuat pilihannya sendiri untuk diam atau bergerak. Dan mereka memilih bergerak mendukung Jokowi. Tentu saja, di tahun ini tidak ada rezim yang hendak ditumbangkan. Tapi, garis merahnya sama: harapan akan terjadinya perubahan yang revolusioner di negeri ini.

Buat saya, para relawan non-partisan untuk Jokowi di tahun 2014 adalah harapan Indonesia sesungguhnya. Mereka adalah generasi 2014 yang pantas dicatat sejarah kelak sebagai generasi emas. Tentu saja, hanya jika seusai pemilu (Jokowi menang atau kalah), mereka tetap mempersatukan diri dan tetap bekerja untuk Indonesia. Momen untuk bersatu dan bergerak sudah didapat, melalui Jokowi. Jadi sesungguhnya sudah tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk pasif. Ini adalah momen mereka untuk terjun secara langsung dan nyata menjadikan Indonesia yang bersih dan hebat. Tanpa keterlibatan aktif orang-orang muda yang terdidik dan hebat-hebat itu, sulit untuk berharap akan terjadinya perubahan, bahkan sekalipun Jokowi menjadi presiden.

Saya bayangkan, generasi 2014 itu akan terus menumbuhsuburkan kegiatan-kegiatan nyata, situs-situs, media sosial, aplikasi-aplikasi, dan karya-karya kreatif lainnya yang membantu bangsa ini maju ke depan. Katakanlah seperti meluncurkan aplikasi-aplikasi belajar yang membantu anak-anak negeri ini belajar lebih baik, seperti untuk belajar membaca, matematika dan sains. Lalu mengembangkan situs dan social-media dan organisasi-organisasi lainnya yang menjadi alat kontrol korupsi dan birokrasi (misalnya ada situs-situs atau sistem komunikasi yang bisa menjadi media pelaporan terjadinya korupsi atau kolusi atau berbagai bentuk pelanggaran lainnya). Juga terus mengampanyekan dengan gencar nilai-nilai demokrasi dan humanisme.

Jadi, tak ada alasan berkecil hati. Jika Jokowi menang, maka dia harus terus dibantu mengubah Indonesia. Tanpa peran serta relawan kaum muda, sehebat apapun Jokowi tidak akan menghasilkan perubahan apa-apa untuk Indonesia sebab telah sedemikian busuknya birokrasi di negeri ini. Justru jangan-jangan, apabila Jokowi menjadi presiden, lantas kaum muda itu kembali berdiam diri dan pasif lagi, sebab mereka percaya sudah ada orang mengurusi segalanya. Padahal, keberhasilan bangsa selalu merupakan gerakan kaum muda yang terus menerus.

Jika Jokowi kalah, maka bukankah berarti bersatu dan bergerak bersama menjadi jauh lebih penting lagi?

Jokowi sebenarnya sudah memenangkan Indonesia, terlepas dia jadi presiden atau tidak. Percayalah, sesungguhnya, Anda semua para relawan telah memenangkan sesuatu saat ini. Jangan sampai kemenangan di tangan itu Anda biarkan lepas dengan tak berbuat apa-apa lagi. Terus berbuat demi Indonesia, dan maka Indonesia yang Anda idamkan akan Anda peroleh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline